Mutasi PPP2R1A pada kanker ovarium sel jernih dapat meningkatkan sensitivitas terhadap penghambat ATR, memberikan harapan bagi pengobatan yang lebih efektif. Penemuan ini diharapkan membantu dalam pemilihan pasien untuk terapi yang tepat, meningkatkan hasil pengobatan.
Penelitian di Institute of Cancer Research, London, menemukan bahwa mutasi PPP2R1A dalam kanker ovarium sel jernih (OCCC) meningkatkan sensitivitas sel kanker terhadap penghambat ATR. Meskipun penghambat ATR telah terbukti efektif dalam pengobatan berbagai jenis kanker, tidak semua pasien merespons. Penemuan ini berpotensi membantu dokter memastikan bahwa hanya pasien dengan mutasi PPP2R1A yang mungkin mendapat manfaat dari pengobatan ini.
OCCC menyumbang 5–15 persen kasus kanker ovarium dan dikenal sebagai bentuk kanker yang agresif dan sulit diobati. Kemoterapi yang efektif untuk jenis kanker ovarium lainnya tidak berhasil pada OCCC. Maka dari itu, sangat penting untuk menemukan pengobatan yang lebih efektif yang dapat menarget kanker ini.
Penghambat ATR sedang diuji dalam beberapa percobaan klinis dan bekerja dengan memblokir kemampuan sel kanker untuk memperbaiki kerusakan DNA. Penelitian menunjukkan bahwa mutasi kehilangan fungsi pada PPP2R1A menyebabkan sensitivitas terhadap penghambat ATR, yang berpotensi meningkatkan hasil pengobatan.
Tim peneliti menggunakan skrining CRISPR untuk meneliti lebih dari 18.000 gen, menemukan bahwa mutasi PPP2R1A yang ditemukan pada wanita dengan OCCC membuat sel kanker sensitif terhadap berbagai penghambat ATR. Informasi ini diharapkan membantu merancang percobaan klinis yang lebih relevan untuk kelompok pasien yang tepat.
Profesor Chris Lord menekankan pentingnya mengidentifikasi pendekatan terarah bagi penderita OCCC. Deteksi mutasi PPP2R1A dengan tes yang umum digunakan memungkinkan pemilihan pasien yang diharapkan mendapat manfaat dari penghambat ATR. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas pilihan stratifikasi pengobatan untuk semua pasien OCCC, meningkatkan angka kelangsungan hidup terkait kanker ini.
Penelitian ini menyoroti potensi mutasi PPP2R1A sebagai biomarker untuk memprediksi respons kanker ovarium sel jernih terhadap penghambat ATR. Temuan ini bertujuan untuk meningkatkan stratifikasi pasien dalam uji klinis, yang dapat mengarah pada peningkatan pengobatan dan hasil kelangsungan hidup secara keseluruhan bagi pasien OCCC.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com