Diet Mediterania dan Penurunan Risiko Kanker Terkait Obesitas

Diet Mediterania terkait dengan risiko lebih rendah untuk kanker obesitas; penelitian menemukan hubungan ini tidak hanya dipengaruhi oleh berat badan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme biologis dan memperkuat rekomendasi diet ini.

Diet Mediterania dikaitkan dengan risiko lebih rendah untuk kanker terkait obesitas. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang menerapkan pola makan ini memiliki peluang lebih kecil terkena kanker. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme biologis di balik hubungan ini.

Diet ini mencakup asupan lemak tinggi dari minyak zaitun extra virgin, karbohidrat indeks glikemik rendah, ikan, serta konsumsi moderat produk susu dan unggas. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pola makan ini dapat mengurangi kejadian kanker dan berat badan.

Dalam studi prospektif yang melibatkan 450.111 peserta dari 10 negara, hasil menunjukkan bahwa peserta dengan kepatuhan tinggi terhadap diet Mediterania lebih rendah risiko kanker terkait obesitas dibandingkan mereka yang memiliki kepatuhan rendah. Dari analisis, 4,9% peserta mengalami kanker terkait obesitas setelah rata-rata 14,9 tahun diikuti.

Hasil riset menunjukkan bahwa faktor berat badan atau rasio pinggang-panggul tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko kanker terkait obesitas. Meski ada batasan dalam studi, hasil menekankan pentingnya pola makan dalam pencegahan kanker, terutama terkait obesitas.

Dianjurkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna menyelidiki mekanisme biologis yang mendasari hubungan antara kepatuhan terhadap diet Mediterania dan risiko kanker. Penelitian mengenai biomarker peradangan dan jalur metabolik bisa memberikan wawasan berharga di masa depan.

Diet Mediterania menunjukkan potensi untuk mengurangi risiko kanker terkait obesitas. Meski mekanisme pasti belum sepenuhnya dipahami, pentingnya pola makan sehat dalam pencegahan kanker semakin ditegaskan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi temuan ini dan mengeksplorasi mekanisme biologis yang mungkin terlibat.

Sumber Asli: www.healio.com

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *