Studi menunjukkan headset VR dapat mengurangi rasa sakit pada pasien kanker dengan menjelajahi adegan bawah laut. Sebanyak 75% pasien melaporkan penurunan nyeri. Penelitian ini membuka peluang baru dalam pengobatan rasa sakit.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa headset realitas virtual (VR) dapat memberikan bantuan signifikan untuk mengurangi rasa sakit pada pasien kanker. Pasien yang menggunakan headset VR untuk menjelajahi adegan bawah laut yang realistis melaporkan penurunan rasa sakit setelah menggunakan teknologi ini. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports, menyatakan bahwa perubahan komunikasi saraf terkait rasa sakit terlihat melalui pencitraan yang dilakukan.
Peneliti, Somayeh Besharat Shafiei, berbagi bahwa “studi ini menandakan era baru dalam pengobatan presisi dengan revolusi penilaian dan pengobatan rasa sakit melalui neuroimaging dan terapi digital.” Kombinasi terapi ini berpotensi merombak protokol manajemen sakit klinis dan mengurangi ketergantungan pada opioid.
Sekitar 60% hingga 80% rasa sakit akibat kanker tidak dikelola dengan baik, dan 40% pasien mengalami nyeri parah di akhir hidup mereka. Studi ini melibatkan 41 pasien yang mengenakan headset VR dan menjelajahi dunia bawah laut, sambil dipantau aktivitas otak mereka. Hasil menunjukkan bahwa lebih dari 75% pasien kanker yang menggunakan VR merasakan penurunan nyeri yang signifikan.
Temuan menyarankan bahwa VR dapat menjadi alat manajemen rasa sakit yang efektif dan tidak invasif, mampu menghasilkan pengurangan yang berarti dalam tingkat nyeri yang dirasakan di kalangan pasien kanker.
Pasien kanker harus berkonsultasi dengan dokter mereka tentang penggunaan VR atau distraction lain yang mungkin membantu mengurangi rasa sakit.
Studi ini menunjukkan potensi realitas virtual sebagai metode non-invasif untuk mengurangi rasa sakit pada pasien kanker. Dengan lebih dari 75% pasien yang melaporkan penurunan nyeri, VR dapat menjadi suatu alternatif dalam pengobatan rasa sakit yang konvensional, sekaligus meningkatkan kualitas hidup pasien. Pasien disarankan untuk mendiskusikan penggunaan VR dengan dokter mereka.
Sumber Asli: www.healthday.com