Dr. Seth Wander membahas studi tentang efektivitas elacestrant di kanker payudara dengan mutasi ESR1, menunjukkan bahwa variabilitas genetik berpengaruh pada hasil pengobatan. Meskipun elacestrant efektif, mutasi PIK3CA yang bersamaan dapat berdampak negatif. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk optimalisasi terapi.
Dr. Seth Wander, seorang onkolog medis di Massachusetts General Hospital, membahas pengaruh variasi genetik terhadap efektivitas elacestrant (Orserdu) pada kanker payudara dengan mutasi ESR1 berdasarkan data dunia nyata. Analisis menunjukkan bahwa elacestrant efektif meskipun ada variasi dalam varian ESR1 dan jumlah mutasi yang terlibat. Bahkan, hasil awal menunjukkan efektivitas yang konsisten meski terdapat 1 hingga 3 varian ESR1. Namun, mutasi PIK3CA yang bersamaan dapat berhubungan dengan hasil yang lebih buruk dalam kasus yang resisten terhadap terapi hormonal.
Wander menyatakan pentingnya penelitian lebih jauh untuk memahami mekanisme biologis di balik tren ini, terutama pada pasien yang menerima inhibitor PI3K atau AKT bersamaan dengan terapi yang menargetkan ESR1. Meskipun elacestrant menunjukkan aktivitas luas, adanya poliklonalitas dan co-mutations dapat mempengaruhi hasil. Oleh karena itu, analisis yang mendalam sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan strategi pengobatan kanker payudara yang resisten. Penelitian yang sedang berlangsung bertujuan untuk memperjelas hubungan ini dan menyempurnakan pemilihan pasien untuk selektif estrogen receptor degraders (SERDs) oral.
Kesimpulannya, variasi genetik pada pasien kanker payudara dengan mutasi ESR1 mempengaruhi efektivitas elacestrant. Meskipun banyak yang menunjukkan hasil yang baik, penelitian lebih dalam diperlukan untuk memahami interaksi antara mutasi dan pengobatan yang efektif. Analisis lebih lanjut akan membantu dalam memilih pasien yang tepat untuk terapi SERD.
Sumber Asli: www.targetedonc.com