Studi baru menunjukkan bahwa tes darah CA-125 untuk kanker ovarium lebih mungkin tidak akurat untuk wanita kulit hitam dan penduduk asli Amerika, meningkatkan risiko keterlambatan diagnosis. Dengan lebih dari 13.000 kematian akibat kanker ovarium di AS, penting untuk mendeteksi penyakit lebih awal dan mendorong pendidikan serta dukungan untuk wanita dengan risiko tinggi.
Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa tes darah CA-125, yang biasa digunakan untuk mendeteksi kanker ovarium, lebih cenderung tidak akurat untuk wanita kulit hitam dan penduduk asli Amerika. Nefa-Tari Moore, yang telah tiga kali bertahan dari kanker ginekologi, adalah salah satu contohnya. Meskipun didiagnosis dengan kanker ovarium, level CA-125-nya tidak pernah meningkat, mencerminkan potensi kekurangan dalam metode deteksi ini.
Dr. Anna Jo Smith, penulis utama studi tersebut, menjelaskan bahwa penelitian awal tentang CA-125 dilakukan pada populasi mayoritas kulit putih. Dalam analisis terhadap lebih dari 250.000 catatan wanita dengan kanker ovarium, wanita kulit hitam dan penduduk asli Amerika memiliki kemungkinan 23% lebih rendah untuk menunjukkan kadar CA-125 yang tinggi, sehingga meningkatkan risiko keterlambatan diagnosis.
Kanker ovarium memiliki tingkat kematian yang tinggi, dengan lebih dari 13.000 kematian dilaporkan di AS pada 2022. Tantangan dalam mendiagnosis kanker ini adalah gejala-gejalanya yang tidak spesifik. Menurut Dr. Melissa Simon, banyak pasien dilaporkan tidak dirujuk ke dokter kanker meskipun mengalami gejala selama bertahun-tahun, menyebabkan keterlambatan diagnosis yang fatal.
Moore, yang terhubung dengan SHARE Cancer Support, mendorong wanita kulit hitam untuk mendidik diri mereka tentang diagnosis mereka dan mencari dukungan. Smith menganjurkan agar wanita yang memiliki riwayat kanker ovarium dalam keluarga berbicara dengan OB/GYN mereka tentang potensi skrining dan meminta imaging seperti USG. Penelitian lebih lanjut dalam populasi yang beragam diperlukan untuk menemukan penanda yang lebih baik dalam deteksi kanker ovarium.
Studi ini menunjukkan bahwa tes darah CA-125 tidak efektif untuk wanita kulit hitam dan penduduk asli Amerika, berpotensi mengarah pada keterlambatan diagnosis kanker ovarium. Pendeteksian yang lebih awal dapat meningkatkan harapan hidup, sehingga penting bagi wanita dengan risiko lebih tinggi untuk mendapatkan penilaian yang tepat. Edukasi dan dukungan juga penting agar perempuan dapat beradvokasi untuk kesehatan mereka sendiri.
Sumber Asli: www.goodmorningamerica.com