Kanker kolon kini menjadi sorotan dengan proyeksi 107.320 kasus baru di AS pada 2025. Tanda-tanda kanker kanker kolon meliputi perdarahan rektum dan perubahan pola buang air besar. Faktor risiko termasuk usia, riwayat keluarga, dan diet. Skrining dan gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko.
Kanker kolon, atau kanker usus besar, menjadi perhatian dengan banyaknya kasus terkenal, termasuk yang dialami oleh Chadwick Boseman. Diperkirakan pada 2025, ada sekitar 107.320 kasus kanker kolon baru di AS. Meskipun angka kanker kolon menurun 1% setiap tahun di kalangan orang tua, peringkat untuk individu di bawah 55 tahun meningkat 2,4% dalam periode yang sama.
Kanker kolon terjadi akibat pertumbuhan polip di usus besar yang dapat menjadi sel kanker. Polip ini sering kali tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin sangat penting, terutama bagi mereka dengan faktor risiko.
Risiko kanker kolon berbeda antara pria dan wanita; wanita cenderung mengalami kanker kolon sisi kanan yang lebih agresif. Tanda-tanda kanker kolon meliputi: perdarahan dari rektum, darah dalam tinja, perubahan kebiasaan buang air besar, nyeri perut yang terus-menerus, dan penurunan berat badan yang tidak terduga.
Beberapa faktor risiko kanker kolon meliputi usia di atas 50 tahun, riwayat keluarga kanker kolon, kondisi inflamasi kronis, diet rendah serat, konsumsi alkohol, merokok, gaya hidup tidak aktif, dan obesitas.
Untuk mengurangi risiko kanker kolon, berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan: mulai skrining pada usia 45 tahun, konsumsi makanan bergizi termasuk buah dan sayuran, membatasi alkohol dan rokok, serta berolahraga secara teratur, idealnya 150 menit per minggu.
Mengetahui tanda dan risiko kanker kolon sangat penting untuk deteksi dini. Dengan menjalani pemeriksaan rutin dan mengadopsi gaya hidup sehat, risiko terkena kanker ini dapat ditekan. Penting untuk menjaga pola makan, aktivitas fisik dan menghindari kebiasaan buruk untuk kesehatan usus yang lebih baik.
Sumber Asli: www.cnet.com