Studi menunjukkan hingga 60% kanker payudara stadium awal mungkin tidak memerlukan pembedahan. 31 wanita yang diobati dengan kemoterapi dan radiasi tetap bebas kanker selama lima tahun, menunjukkan potensi metode tanpa pembedahan. Penelitian ini akan diperluas dan memerlukan lebih banyak uji klinis.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa hingga 60% kanker payudara stadium awal mungkin tidak memerlukan pembedahan. Penelitian ini, dipublikasikan dalam JAMA Oncology, melibatkan 31 wanita yang kanker payudaranya dihilangkan sepenuhnya melalui kemoterapi dan radiasi tanpa pembedahan. Selama lima tahun setelah pengobatan, semua partisipan tetap hidup dan bebas kanker.
Dr. Henry Kuerer, peneliti utama dari MD Anderson Cancer Center, mengatakan, “Ketiadaan kekambuhan kanker payudara yang terdeteksi pada tanda lima tahun menyoroti potensi besar dari pendekatan tanpa pembedahan ini.” Metode deteksi kanker yang inovatif juga diuji dalam penelitian ini.
Uji coba ini adalah yang pertama menguji apakah wanita bisa melewatkan pembedahan bila kanker payudara mereka respon positif terhadap kemoterapi. Selama lebih dari seratus tahun, pembedahan merupakan pengobatan standar kanker payudara, tetapi kemajuan kemoterapi telah meningkatkan efektivitas dalam menghilangkan tumor.
Dalam penelitian, 50 wanita di atas 40 tahun dengan kanker payudara stadium awal direkrut. Setelah kemoterapi, semua wanita memiliki lesi payudara residual yang lebih kecil dari dua centimeter tanpa kanker terdeteksi pada 31 peserta.
“Hasil yang terus menjanjikan ini menunjukkan bahwa menghilangkan pembedahan untuk kanker payudara invasif bisa menjadi standar perawatan baru, memberi wanita kesempatan untuk menjaga tubuh mereka,” kata Kuerer.
Uji coba ini telah diperluas ke 100 pasien dan menarik perhatian dokter kanker di Korea Selatan. Kuerer menambahkan, “Walaupun kami berharap pendekatan ini menjadi rutin, uji klinis lebih lanjut diperlukan sebelum menjadi terapi standar.”
Studi ini menunjukkan bahwa banyak kasus kanker payudara stadium awal mungkin tidak memerlukan pembedahan berkat kemoterapi dan radiasi. Hasil menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat menjadi standar baru dalam pengobatan, memberi harapan baru bagi wanita yang menjalani perawatan kanker. Namun, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan sebelum implementasi luas dapat dilakukan.
Sumber Asli: www.usnews.com