Risiko Kanker Seumur Hidup Ditentukan Sebelum Lahir?

Studi menunjukkan bahwa lebih dari 25% sel kulit manusia memiliki mutasi genetik. Faktor epigenetik yang diubah selama perkembangan juga memengaruhi risiko kanker. Peneliti menggunakan tikus dengan mutasi gen Trim28 untuk mengeksplorasi hubungan ini, menemukan perbedaan profil risiko kanker yang signifikan berdasarkan modifikasi epigenetik awal pada keturunan tikus.

Penelitian tahun 2015 menemukan bahwa lebih dari 25% sel pada kulit manusia normal secara fisiologis memiliki mutasi genetik yang berpotensi menyebabkan kanker. Meskipun mutasi genetik penting dalam perkembangan kanker, faktor epigenetik juga berperan krusial. Epigenetik dapat mengubah ekspresi gen tanpa mengubah kode genetik, mempengaruhi risiko kanker.

Ilaria Panzeri dari Van Andel Institute menggunakan model tikus khusus untuk menyelidiki dampak modifikasi epigenetik pada risiko kanker. Tikus dengan mutasi pada gen Trim28 menunjukkan profil epigenetik berbeda meski secara genetik dan lingkungan serupa. Penelitian sebelumnya menunjukkan perbedaan fisiologis, di mana beberapa tikus berkembang normal sementara yang lain memiliki massa tubuh lebih tinggi.

Dalam studi terbaru yang diterbitkan di Nature Cancer, ditemukan bahwa profil risiko kanker pada tikus berbeda: 90% tikus berat tetap hidup setelah 70 minggu, sementara tikus ringan mengalami beragam kanker. Analisis profil metilasi DNA menunjukkan lebih dari seribu lokasi metilasi yang berbeda pada tikus dengan risiko tinggi kanker dibandingkan yang rendah. Tikus berat menunjukkan metilasi lebih tinggi pada onkogen.

Joseph Wiemels, epidemiolog dari Universitas California, San Francisco, menekankan pentingnya eksperimen hewan untuk menentukan hubungan kausal dan mengeliminasi variasi pada studi manusia. Ia merasa ini memberikan tantangan untuk menemukan dan mempengaruhi keadaan epigenetik berbeda pada manusia untuk mengurangi risiko kanker.

Penelitian menunjukkan bahwa meskipun faktor genetik memengaruhi kanker, faktor epigenetik yang diperoleh selama perkembangan juga berperan. Profil epigenetik yang berbeda pada tikus dapat memprediksi risiko kanker di masa depan, menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut untuk memahami pengaruh ini pada manusia dan implikasinya terhadap pencegahan kanker.

Sumber Asli: www.the-scientist.com

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *