Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hormon prolaktin meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita pasca-menopause. Studi ini melibatkan 8,279 wanita, menemukan bahwa kadar prolaktin tinggi berkaitan dengan risiko 20% lebih tinggi. BMI juga berpengaruh, dengan hasil yang lebih signifikan pada wanita berbobot lebih rendah. Temuan ini berpotensi meningkatkan strategi skrining dan pencegahan kanker payudara.
Penelitian terbaru mengonfirmasi bahwa hormon prolaktin berperan sebagai faktor risiko kanker payudara pada wanita pasca-menopause. Melalui analisis besar, peneliti dapat mengidentifikasi kelompok wanita yang paling terpengaruh oleh prolaktin, yang dapat membantu memperdalam pemahaman tentang penyebab kanker payudara dan memengaruhi pendekatan masa depan dalam prediksi risiko serta pencegahan.
Studi yang dilakukan oleh para ilmuwan dari The Institute of Cancer Research, London, melibatkan kerjasama internasional dari berbagai negara. Mereka menganalisis data dari lima studi kohort, melibatkan 8,279 wanita post-menopause yang bebas kanker payudara. Peneliti mengumpulkan sampel darah untuk mengukur kadar prolaktin serta mengumpulkan informasi tentang indeks massa tubuh (BMI), konsumsi alkohol, dan riwayat menyusui.
Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi prolaktin yang tinggi (di atas 13,15 ng/mL) terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara sekitar 20%. Hubungan ini lebih signifikan pada wanita yang menjalani terapi hormon pasca-menopause dan dalam periode dekat dengan diagnosis kanker.
Studi ini juga menyoroti bahwa BMI dapat mempengaruhi hubungan antara prolaktin dan risiko kanker payudara, di mana asosiasi lebih kuat pada wanita dengan BMI lebih rendah. Meski data memiliki batasan, penelitian ini menjadi langkah penting dalam personalisasi pencegahan kanker payudara.
Peneliti mencatat perlunya studi lebih lanjut untuk mengeksplorasi interaksi prolaktin dengan hormon lain dan kemungkinannya sebagai target pencegahan atau pengobatan kanker payudara. Temuan ini memberikan harapan dalam meningkatkan strategi skrining khusus bagi wanita yang berisiko lebih tinggi dan memastikan diagnosis lebih awal untuk pengobatan yang lebih efektif.
Penelitian ini menguatkan bahwa hormon prolaktin berkontribusi terhadap risiko kanker payudara pada wanita pasca-menopause. Konsentrasi prolaktin yang lebih tinggi berkaitan dengan risiko yang meningkat, terkhusus pada wanita pengguna terapi hormon. Selain itu, BMI juga dapat mempengaruhi hubungan ini. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk memahami lebih dalam interaksi hormon dan mengembangkan strategi skrining yang lebih personal.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com