Studi terbaru menunjukkan bahwa hot dog dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal karena kandungan daging olahan. Banyak orang tidak menyadari risiko ini, meskipun ada ketertarikan terhadap pilihan makanan lebih sehat di stadion.
Sebuah studi baru mengungkap bahwa konsumsi hot dog dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal akibat daging olahan yang terkandung di dalamnya. Menurut Noah Praamsma dari Physicians Committee for Responsible Medicine, jutaan orang Amerika berisiko tanpa menyadarinya. Kanker kolorektal semakin umum di kalangan usia muda dan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di bawah usia 50 tahun.
Penggunaan daging olahan yang luas di Amerika menjadi salah satu sebab utama. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa daging olahan seperti hot dog masuk dalam kategori karsinogenik. Bukti dari studi epidemiologi menunjukkan bahwa konsumsi daging olahan dapat menyebabkan kanker kolorektal. Nitrates dalam daging diduga berkontribusi pada risiko kanker yang meningkat.
Sebuah studi yang dirilis pada Maret 2024 menunjukkan bahwa risiko kanker usus besar meningkat 30% hingga 40% untuk individu yang banyak mengkonsumsi daging merah dan olahan. American Heart Association merekomendasikan maksimal 100 gram daging olahan per minggu. Namun, dampak penuh dari makanan olahan masih terus diteliti. Penelitian terbaru juga mengindikasikan bahwa pilihan diet buruk berkaitan dengan peradangan kronis yang berkontribusi pada kanker.
Sayangnya, survei menunjukkan bahwa hampir 88% orang dewasa Amerika pernah mengonsumsi hot dog, meski 70% menyadari risiko kesehatan yang terkait. Hanya kurang dari 20% yang mampu menyebutkan risiko spesifik. Umumnya, mereka yang menyadari risiko mengaitkan hot dog dengan obesitas, kanker, dan masalah kardiovaskular.
Selama musim puncak hot dog, dari Memorial Day hingga Labor Day, sekitar 7 miliar hot dog dikonsumsi di AS. Namun, banyak yang terbuka untuk alternatif lebih sehat, dengan 41% responden menyatakan ingin mencoba hot dog berbasis nabati di stadion dan 63% merasa hot dog tersebut harus disajikan di sana.
Hot dog, yang banyak dikonsumsi di AS, terbukti meningkatkan risiko kanker kolorektal karena karsinogenik dari daging olahan. Pengetahuan masyarakat tentang risiko kesehatan masih rendah, meskipun sebagian besar menyadari adanya bahaya. Masyarakat terbuka untuk alternatif lebih sehat, dengan ketertarikan terhadap hot dog berbasis nabati.
Sumber Asli: www.themirror.com