Penurunan Skrining Kanker dan Kunjungan Medis Rutin di AS

Penurunan jumlah orang dewasa AS yang menjalani pemeriksaan rutin dan skrining kanker menciptakan kekhawatiran. Hanya 51% yang menjalani pemeriksaan dalam setahun terakhir. Ketidakpahaman, ketidakpercayaan terhadap sistem kesehatan dan biaya menjadi penghalang utama. Meskipun ekspektasi pemeriksaan kanker payudara telah meningkat, jenis kanker lainnya masih perlu perhatian lebih. Prevent Cancer Foundation mendorong masyarakat untuk melakukan skrining secara proaktif.

Jumlah orang dewasa di AS yang menjalani pemeriksaan medis rutin dan skrining kanker mengalami penurunan, dengan hanya 51% yang melakukannya dalam setahun terakhir, menurut Survei Deteksi Dini 2025 oleh Prevent Cancer Foundation. Ini menandakan penurunan 10 poin persentase dari survei tahun lalu. Sebagian besar peserta mengaku terhambat oleh ketidakpahaman tentang kebutuhan pemeriksaan (43%), tidak mengalami gejala (40%), dan tidak mempunyai riwayat keluarga sakit (40%). Selain itu, satu dari tujuh orang dewasa ragu pada sistem kesehatan, menambah jumlah mereka yang tertinggal dari pemeriksaan.

Pemeriksaan kanker payudara menjadi yang paling banyak dilakukan, dengan 65% wanita di atas 40 tahun melaporkan sudah menjalani pemeriksaan. Namun, jumlah untuk kanker lainnya jauh lebih rendah, di antaranya 32% pria untuk kanker testis dan 36% untuk kanker kulit. “Kampanye edukasi dan advokasi pasien berkontribusi terhadap peningkatan ini, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk jenis kanker lainnya,” kata Jody Hoyos, CEO Prevent Cancer Foundation.

Penting untuk meningkatkan screening dengan memperhatikan penyebab ketertinggalan. Hasil menunjukkan 73% orang lebih bersedia melakukan pemeriksaan setelah mengetahui manfaat deteksi dini. Beberapa cara untuk meningkatkan aksesibilitas termasuk:
– Opsi pengujian: 42% lebih cenderung melakukan pemeriksaan jika ada tes di rumah.
– Mengurangi biaya: 32% mengatakan biaya yang lebih terjangkau dapat mendorong mereka.
– Sistem pengingat: 61% berharap mendapatkan pengingat melalui SMS atau email.
– Bantuan navigasi: 51% merasa perlu bantuan dari penyedia layanan kesehatan untuk mengikuti pemeriksaan.

Meskipun kemajuan dalam pencegahan, ketakutan terhadap diagnosa kanker masih ada. Tiga perempat orang dewasa merasa khawatir ketika memikirkan pemeriksaan kanker. “Jika Anda menunda pemeriksaan karena takut, bukan Anda saja. Lebih baik mendapatkan diagnosa lebih awal untuk hasil yang lebih baik,” kata Hoyos.

Prevent Cancer Foundation mendorong masyarakat untuk melakukan pemeriksaan resiko kanker, bahkan ketika merasa sehat, sebagai langkah menghadapi kemungkinan penyakit di masa depan. Bagi yang bingung memulai, mereka bisa mengakses daftar pemeriksaan sesuai usia dan sumber daya akses gratis di preventcancer.org/betteroutcomes.

Prevent Cancer Foundation merupakan organisasi non-profit di AS yang fokus pada pencegahan dan deteksi dini kanker. Mereka berkomitmen mengurangi kematian kanker hingga 40% pada 2035, dengan investasi dalam teknologi inovatif dan akses pemeriksaan bagi komunitas yang kurang terlayani.

Penurunan signifikan dalam pemeriksaan medis dan skrining kanker di kalangan orang dewasa AS menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran dan edukasi. Meskipun ada kemajuan dalam skrining kanker payudara, jenis kanker lain masih memerlukan perhatian serius. Mengatasi ketakutan dan menciptakan akses lebih baik akan membantu meningkatkan tingkat pemeriksaan. Prevent Cancer Foundation berupaya keras untuk meningkatkan kesadaran dan menyediakan sumber daya untuk deteksi dini kanker.

Sumber Asli: www.biospace.com

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *