Penelitian Inggris menemukan tes air liur untuk kanker prostat lebih akurat dibandingkan metode saat ini, dapat mendeteksi lebih banyak tumor lebih awal dan menghemat biaya NHS. Penggunaannya dapat mengidentifikasi pria berisiko tinggi tanpa perlu janji dokter. Metode baru ini ditemukan mampu mendeteksi kanker agresif yang sering terlewatkan oleh tes PSA.
Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa tes air liur di rumah untuk kanker prostat lebih akurat dibandingkan metode skrining saat ini. Tes ini mampu mendeteksi 12.350 tumor lebih awal, sehingga memudahkan pengobatan dan menghemat NHS sebesar £500 juta setahun. Tes ini menganalisis varian genetik dalam DNA dan mengurangi hasil positif palsu dibandingkan tes PSA standar.
Penelitian dilakukan oleh The Institute of Cancer Research, London dan The Royal Marsden NHS Foundation Trust, menggunakan skor risiko poligenik yang menghitung 130 varian genetik terkait risiko kanker prostat. Dua saudara lelaki mengungkapkan bahwa metode tradisional menganggap mereka memiliki risiko rendah, tetapi tes baru ini membantu mereka menemukan tumor mengancam jiwa.
Dari 6.300 pria berusia 55 hingga 69 tahun yang terlibat, 745 pria memiliki skor tinggi dan diperiksa. Dari 468 yang mengikuti tes, 187 terdeteksi kanker, dengan 103 di antaranya berada pada kategori risiko tinggi. 118 dari 187 pria memiliki kadar PSA normal.
Penelitian yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine menyimpulkan bahwa metode baru ini dapat mendeteksi lebih banyak kasus agresif dibanding metode PSA, dan banyak kasus yang tidak terdeteksi oleh prosedur diagnostik saat ini. Profesor Ros Eeles menyatakan potensi perubahan besar terhadap deteksi kanker prostat melalui tes ini.
Kanker prostat terus meningkat dengan sekitar 55.000 kasus baru di Inggris setiap tahun. Penelitian ini menunjukkan bahwa skor risiko genetik merupakan alat efektif untuk deteksi awal kanker prostat.
Tes air liur untuk kanker prostat menunjukkan potensi besar dalam deteksi dini kanker ini. Dengan akurasi lebih baik daripada metode tes darah biasa, tes ini dapat mengidentifikasi lebih banyak kasus berisiko tinggi. Penelitian ini dapat berkontribusi signifikan dalam mengurangi kasus kematian akibat kanker prostat dan meningkatkan efektivitas program skrining.
Sumber Asli: www.medicalbrief.co.za