Tina Knowles Berbagi Kisah Kanker Payudara dan Pentingnya Mammogram

Tina Knowles mengungkapkan pengalamannya dengan kanker payudara dalam buku barunya, menyarankan wanita untuk tidak menunda pemeriksaan mammogram. Dr. Vaishali Zamre menekankan pentingnya mammogram untuk deteksi dini kanker.

Tina Knowles, ibu dari superstar global Beyoncé, baru-baru ini membuat pengakuan yang mengharukan dalam bukunya yang baru dirilis, ‘Matriarch: A Memoir’. Pada usia 71 tahun, dia mengungkapkan bahwa dia didiagnosis dengan kanker payudara stadium 1 setelah menunda jadwal mammogram rutin. Kanker payudara ini jadi perhatian global karena merupakan salah satu jenis kanker paling umum yang menyerang wanita, dan kasusnya terus meningkat.-

Dia menekankan betapa pentingnya pemeriksaan kesehatan yang tepat waktu, terutama bagi wanita yang berusia di atas 50 tahun. Mengabaikan janji medis bisa berbahaya. Kisahnya ini memicu diskusi penting tentang kesehatan payudara dan mengajak semua wanita untuk lebih memperhatikan kesehatan mereka. Untuk pencerahan lebih lanjut, kami berbincang dengan Dr. Vaishali Zamre, Direktur dan Kepala Pusat Kanker Payudara, Rumah Sakit Kanker Andromeda, Sonipat.-

Mengapa mammogram penting bagi deteksi kanker payudara? Evaluasi payudara menggunakan sinar-X disebut mammografi. Ini dianggap sebagai salah satu cara paling efektif untuk mendeteksi kanker payudara lebih awal. Jika terdeteksi secara dini, peluang untuk pengobatan yang sukses jauh lebih tinggi.

Dr. Vaishali menjelaskan, “Sinar-X dosis rendah digunakan untuk mencari kelainan di dalam payudara. Mammografi adalah bagian penting dari ‘Triple Assessment’ untuk kanker payudara. Ketika seorang wanita mengalami gejala, mammografi adalah langkah pertama yang diambil, terutama bagi wanita di atas usia 40.” Selama pemeriksaan ini, payudara akan ditekan antara pelat kompresi untuk menghasilkan gambar yang lebih baik.-

Mammogram lebih cocok untuk wanita di atas 40 tahun karena wanita yang lebih muda memiliki jaringan payudara yang lebih padat, menyulitkan deteksi. Namun, bagi wanita yang lebih muda, mammografi 3D dapat memberikan hasil yang lebih jelas. Dr. Vaishali menambahkan, “Digital mammography 2D adalah alat akurat untuk deteksi kanker payudara dengan sensitivitas 97%.

Batas usia untuk mammogram umumnya direkomendasikan bagi wanita usia 40 tahun ke atas. Ketika wanita semakin tua, jaringan payudara menjadi kurang padat dan lebih berlemak, yang memudahkan deteksi perubahan.-

Dalam pembahasan tentang faktor risiko, Dr. Vaishali menjelaskan tentang hubungan kanker payudara dengan menopause dan perimenopause. “Risiko kanker meningkat seiring bertambahnya usia. Pada wanita perimenopause dan pascamenopause, penambahan berat badan dapat meningkatkan risiko kanker payudara, terutama antara usia 50-70 tahun di India.”.

Cara deteksi kanker payudara di rumah? Meski tidak bisa mendeteksi kanker secara akurat, setiap wanita sebaiknya tahu cara melakukan pemeriksaan sendiri. Namun, ini bukan pengganti screening profesional. Jika menemukan sesuatu yang mencurigakan, segera konsultasikan ke penyedia layanan kesehatan.-

Kisah Tina Knowles menjadi peringatan penting, bukan hanya bagi penggemar, tetapi juga bagi semua wanita. Hidup memang sibuk, tetapi menjaga kesehatan harus jadi prioritas utama. Pemeriksaan kesehatan yang rutin sangat penting. Untuk info lebih lanjut, pantau terus HerZindagi!

Kisah Tina Knowles mengingatkan wanita akan pentingnya pemeriksaan kesehatan, terutama mammogram untuk deteksi kanker payudara. Dengan diagnosis dini, pengobatan bisa lebih efektif. Diskusi ini mendorong perempuan untuk tidak menunda janji medis demi kesehatan mereka. Konsultasi dengan profesional juga sangat dianjurkan untuk deteksi dan penanganan lebih lanjut.

Sumber Asli: www.herzindagi.com

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *