Hasil uji klinis dari MSK menunjukkan imunoterapi dapat menggantikan operasi untuk pasien dengan kanker MMRd. 80% pasien tidak memerlukan tindakan bedah setelah enam bulan pengobatan. Ini menunjukkan bahwa imunoterapi bisa menjadi metode yang lebih aman dan menjaga kualitas hidup pasien.
CHICAGO — Hasil terbaru dari uji klinis yang dilakukan oleh Memorial Sloan Kettering Cancer Center (MSK) menunjukkan bahwa imunoterapi dapat menggantikan kebutuhan akan operasi pada pasien dengan kanker MMRd. Dalam penelitian ini, 80% pasien tidak memerlukan operasi, radiasi, atau kemoterapi setelah enam bulan menjalani imunoterapi saja. Ini memberi harapan baru bagi pasien untuk mempertahankan organ dan kualitas hidup mereka.
Dr. Andrea Cercek, seorang onkolog gastrointestinal di MSK, menjelaskan bahwa studi ini menunjukkan betapa efektifnya imunoterapi dalam mengobati tumor solid dengan kekurangan alat perbaikan mismatch. “Mempertahankan kualitas hidup pasien sambil berhasil menghilangkan kanker mereka adalah hasil terbaik yang mungkin,” ujarnya. Pasien bisa kembali ke rutinitas sehari-hari dan menjaga kemandirian mereka.
Uji coba ini, yang melibatkan 103 pasien dengan kanker stadium 1-3, memperluas penelitian sebelumnya di mana semua pasien kanker rektum merespon positif terhadap imunoterapi dostarlimab, yang mendapat persetujuan FDA. Selama enam bulan, pasien menerima pengobatan menggunakan Jemperli (dostarlimab) yang merupakan inhibitor PD-1 buatan GSK, yang membantu sistem kekebalan tubuh mendeteksi sel kanker.
Hasil menunjukkan 80% pasien dari berbagai jenis kanker berhasil diobati hanya dengan imunoterapi. Hal ini menunjukkan potensi besar untuk menangguhkan intervensi bedah yang dapat memperburuk kualitas hidup. Dr. Luis Diaz, kepala Divisi Onkologi Tumor Solid di MSK, mengatakan bahwa hasil ini dapat mengubah cara pengobatan beberapa kanker yang selama ini dilakukan melalui operasi dan kemoterapi.
Di antara pasien, Maureen Sideris, yang didiagnosis dengan kanker ujung gastroesofagus pada tahun 2022 dan berhasil menghindari operasi, mengekspresikan rasa syukurnya. “Saya takut jika menjalani operasi esofagus, saya mungkin tidak bisa bicara untuk sementara waktu,” ujarnya.
Uji coba ini juga mengeksplorasi penggunaan tes ctDNA dengan pendekatan tumor-informasi dari Quest Diagnostics, yang menunjukkan bahwa metode ini dapat diandalkan untuk mengidentifikasi respons lengkap setelah 1,4 bulan. Kedua dokter berharap metode ini dapat diperluas ke lebih banyak jenis kanker di masa mendatang.
Studi ini didanai oleh Swim Across America, Stand Up To Cancer, National Institutes of Health, dan National Cancer Institute. Dukungan juga diberikan oleh GSK untuk dostarlimab dan oleh Haystack Oncology untuk uji coba ctDNA Haystack MRD, yang memungkinkan respons terapi terpantau secara real-time. Dengan sejumlah advisor dan keterlibatan penelitian dari kedua dokter, potensi inovasi dalam pengobatan kanker tampak lebih cerah dari sebelumnya.
Imunoterapi menunjukkan potensi besar dalam mengubah pendekatan pengobatan kanker, memungkinkan banyak pasien untuk menghindari operasi dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Hasil penelitian ini memberikan harapan baru, bukan hanya untuk kanker rektum, tetapi juga untuk jenis kanker lainnya. Uji coba ini dapat menjadi tolok ukur untuk perawatan di masa depan, dan semoga akan diimplementasikan untuk lebih banyak pasien.
Sumber Asli: www.newswise.com