Fiona Simpkins dari Universitas Pennsylvania membahas hasil uji coba DENALI yang mengungkap Cyclin E1 sebagai biomarker prediktif respons terhadap azenosertib pada pasien kanker ovarium resisten platinum. Temuan ini menunjukkan harapan baru dalam pengobatan dengan hasil ORR yang lebih tinggi pada pasien positif Cyclin E1.
Dr. Fiona Simpkins, seorang profesor terkemuka di bidang kesehatan wanita di Universitas Pennsylvania, mengungkapkan hasil menarik dari uji coba fase 2 DENALI. Penelitian ini berfokus pada efektivitas azenosertib dalam mengobati pasien dengan kanker ovarium yang resisten terhadap platinum. “Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa ekspresi protein Cyclin E1 dapat memprediksi respons terhadap azenosertib pada pasien dengan penyakit yang resisten terhadap platinum,” klaimnya.
Uji coba bagian 1b DENALI melibatkan 102 pasien yang telah menjalani 1 hingga 5 lini terapi sebelumnya, termasuk bevacizumab. Semua pasien, tidak peduli status Cyclin E1, diikutsertakan. Mereka menerima azenosertib dengan dosis 400 mg setiap hari selama lima hari dalam seminggu. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk melihat frekuensi dan tingkat keparahan efek samping selama perawatan dan serta tingkat respons objektif (ORR) berdasarkan kriteria RECIST yang telah direvisi.
Data awal dari penelitian ini disampaikan di pertemuan tahunan SGO pada bulan Januari 2025. Dan ada pertanda baik: hasil menunjukkan bahwa positifitas Cyclin E1 bekerja sebagai biomarker prediktif untuk respons terhadap azenosertib. Dari total 93 pasien yang dievaluasi, ORR adalah 20,4%, sedangkan di populasi secara keseluruhan, ORR adalah 18,6%. Namun, pada pasien dengan tumor positif Cyclin E1, ORR bisa mencapai 34,9% dan 31,3% di populasi ITT.
Selain itu, pasien positif Cyclin E1 dalam kelompok ITT menunjukkan durasi respons median selama 6,3 bulan, dengan progresi bebas median selama 4,1 bulan. Empat pasien masih menunjukkan respons pada saat analisis. Simpkins menekankan bahwa temuan ini menunjukkan perlunya evaluasi lebih lanjut mengenai Cyclin E1 sebagai biomarker prediktif untuk efektivitas azenosertib pada pasien dengan kanker ovarium resisten platinum, di tengah keterbatasan pilihan terapi yang ada.
Ia juga mengungkapkan keterlibatannya dalam penelitian dan konsultasi dengan beberapa perusahaan, termasuk AstraZeneca dan GlaxoSmithKline, menyoroti pentingnya kolaborasi antara peneliti dan industri.
Melihat semua ini, potensi azenosertib untuk membantu pasien dengan kanker ovarium semakin jelas. Penelitian ini bisa membuka jalan bagi perkembangan pendekatan baru dalam terapi kanker yang selama ini sulit dijangkau.
Temuan dari uji coba fase 2 DENALI menunjukkan bahwa ekspresi Cyclin E1 bisa menjadi biomarker prediktif untuk respons pasien terhadap azenosertib, khususnya bagi mereka yang mengidap kanker ovarium resisten platinum. Hasil ini memberikan harapan baru dalam terapi kanker yang terbatas, menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut sebagai langkah ke depan.
Sumber Asli: www.onclive.com