Indonesia menghadapi tantangan besar dengan kanker serviks, yang tetap menjadi penyebab utama kematian bagi perempuan. Dengan 36,633 kasus baru dan lebih dari 21,000 kematian pada tahun 2020, situasi ini mendesak. Apakah Indonesia dapat memenuhi target eliminasi kanker serviks pada 2030? Vaksinasi HPV dan kesadaran kesehatan menjadi kunci utama di sini.
Selama Pekan Imunisasi Dunia yang berlangsung dari 24 sampai 30 April, masalah kanker serviks di Indonesia kembali menjadi sorotan. Angka kejadian dan angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia masih sangat tinggi, menimbulkan pertanyaan, “Apakah Indonesia bisa mencapai target global untuk menghilangkan kanker serviks pada 2030?”
Tema peringatan tahun ini, “Imunisasi untuk Semua adalah Mungkin” menggarisbawahi pentingnya vaksinasi untuk melindungi masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia, dari penyakit yang bisa dicegah, termasuk yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Namun, seiring dunia berfokus pada dampak pandemi, kanker serviks justru menjadi ancaman yang terlupakan bagi kesehatan perempuan.
Saat ini, kanker serviks masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang serius. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan bahwa setiap dua menit, satu wanita di dunia meninggal akibat kanker serviks. Di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker kedua paling umum pada wanita, setelah kanker payudara. Pada tahun 2020, dilaporkan ada 36,633 kasus baru dan 21,003 kematian akibat kanker serviks. Ini berarti lebih dari 50 wanita meninggal setiap hari karena kanker ini.
Satu fakta penting yang perlu dicatat adalah hampir semua atau 99 persen kanker serviks terkait dengan infeksi yang dipicu oleh HPV. Dirga Sakti Rambe, seorang internis dan advokat vaksin, menjelaskan bahwa siapa pun bisa terinfeksi HPV kapan saja dalam hidupnya, tetapi risikonya lebih tinggi pada orang-orang di usia reproduktif, tanpa memandang gender.
Meskipun kanker serviks masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan masyarakat di Indonesia, komitmen untuk meningkatkan vaksinasi HPV dan meningkatkan kesadaran bisa menjadi langkah penting dalam mengurangi angka kejadian dan kematian. Apakah Indonesia bisa mencapai eliminasi kanker serviks sebelum 2030? Itu tergantung pada upaya bersama dari semua pihak untuk memprioritaskan kesehatan masyarakat dan pencegahan.
Sumber Asli: www.thejakartapost.com