Kombinasi obat avutometinib, abemaciclib, dan fulvestrant menunjukkan hasil awal yang menjanjikan dalam pengobatan kanker payudara HR+/HER2- yang resisten terhadap inhibitor CDK4/6, dengan efek samping yang dapat dikelola. Penelitian ini menegaskan perlunya pendekatan baru dalam merawat pasien tersebut.
Data awal dari uji coba menunjukkan bahwa kombinasi avutometinib (VS-6766), abemaciclib (Verzenio), dan fulvestrant (Faslodex) menunjukkan aktivitas klinis memadai pada pasien kanker payudara metastatik HR+ dan HER2- yang resisten terhadap inhibitor CDK4/6. Temuan tersebut berasal dari fase 1 penelitian yang dipresentasikan dalam Pertemuan Tahunan American Association of Clinical Research (AACR) pada tahun 2025.
Penggunaan desain Bayesian Optimal Interval membantu menentukan dosis maksimum yang ditoleransi (MTD) dengan efek samping terbatas. Dari 4 pasien yang dirawat pada tingkat dosis tertinggi, 3 mengalami efek toksik yang membatasi dosis (DLTs). Namun, tidak ada DLTs diantara 9 pasien yang dirawat pada dosis menengah. Regimen dosis yang direkomendasikan untuk fase 2 meliputi abemaciclib 100 mg dua kali sehari, avutometinib 3.2 mg dua kali seminggu, dan fulvestrant 500 mg setiap 28 hari.
Efek samping yang terkait dengan pengobatan (TRAEs) umumnya berkisar pada tingkat 1 atau 2. Dari 16 pasien yang dievaluasi, efek samping yang paling umum termasuk peningkatan kadar kreatin kinase (CPK) (50%), neutropenia (50%), diare (44%), kelelahan (44%), anemia (25%), dan ruam (19%). Tidak ada efek tingkat 4 atau 5 yang dilaporkan.
Mengenai efektivitas, tingkat respons objektif (ORR) yang dikonfirmasi dengan menggunakan RECIST 1.1 adalah 13,3% (2 dari 15 pasien). Ini termasuk 1 respons lengkap dan 1 respons parsial. Sekitar 46,7% pasien mengalami penyakit stabil, sementara 26,7% menunjukkan manfaat klinis pada minggu 24 setelah pengobatan.
Dr. Adrienne G. Waks dari Dana-Farber Cancer Institute di Boston mengungkapkan bahwa, “Kombinasi avutometinib, abemaciclib, dan fulvestrant menunjukkan profil keamanan yang dapat dikelola dan efektivitas awal dalam kanker payudara metastatik HR+/HER2- yang resisten terhadap inhibitor CDK4/6.”
Studi fase 1 ini melibatkan pasien kanker payudara metastatik HR+ dan HER2- yang sebelumnya mengalami kemajuan penyakit pasca pengobatan dengan CDK4/6 inhibitor. Para peneliti mencatat bahwa peserta uji sangat terpilih, sehingga hanya mereka yang memiliki penyakit yang dapat diukur yang diperbolehkan.
Dari 17 pasien yang terdaftar, 16 di antaranya menerima setidaknya satu dosis pengobatan dan dievaluasi untuk keamanan. Tahapan penelitian meliputi beberapa tingkat dosis untuk mengetahui MTD dan serta mengevaluasi keselamatan dan efektivitas. Usia median registrasi adalah 60,5 tahun dengan mayoritas pasien perempuan.
Awal diagnosis di antara pasien menunjukkan bahwa 31,3% berada pada stadium II, 25% stage IV, sementara sisanya pada stage I (12,5%) atau stage III (6,3%). Sebagian besar pasien (75%) tidak pernah mendapat agen sitotoksik sebelumnya dalam pengobatan metastatik. Pada akhir follow-up median 9,8 bulan, PFS median tercatat 3,6 bulan.
Sebagai catatan tambahan, hasil analisis profil farmakokinetik menunjukkan bahwa paparan obat dalam tubuh pasien tetap konsisten dan dalam rentang terapi yang diharapkan. Penelitian ini diharapkan mampu membuka arah baru untuk pengobatan kanker payudara yang resisten pada pasien yang sulit diobati.
Kombinasi avutometinib, abemaciclib, dan fulvestrant menunjukkan potensi awal dalam pengobatan kanker payudara HR+/HER2- yang tidak merespons inhibitor CDK4/6, meskipun hasil awal ini perlu ditindaklanjuti dengan uji coba lebih lanjut. Efek samping yang terpantau umumnya ringan dan mudah ditangani, menyiratkan bahwa regimen ini mungkin aman untuk digunakan di populasi yang lebih luas setelah studi lebih besar.
Sumber Asli: www.oncnursingnews.com