Pengujian saliva dapat membantu menilai risiko kanker dengan metode yang kurang invasif dibanding pengujian darah. Tes ini menganalisis DNA dari sel-sel yang tumpah ke dalam saliva dan dapat mengidentifikasi berbagai mutasi gen yang terkait dengan kanker. Penyedia layanan kesehatan seperti Hennessy Institute menggunakan metode ini untuk memudahkan masyarakat memeriksa risiko kanker mereka.
Pengujian saliva saat ini jadi perhatian untuk melihat risiko kanker. Kebanyakan orang mungkin lebih suka metode ini dibandingkan dengan pengujian genetik tradisional yang biasanya menggunakan darah. Menurut Dr. Elias Obeid, medis direktur di Hennessy Institute, “Ini adalah metode paling minim invasif, dan hasil tes saliva seakurat tes darah.” Ini adalah kabar baik bagi mereka yang takut jarum.
Tes saliva mengidentifikasi mutasi gen yang bisa menunjukkan risiko beberapa jenis kanker. Jenis kanker tertentu disebabkan oleh mutasi genetik yang diwariskan, lalu dokter bisa cek mutasi ini lewat DNA yang bisa ditemukan dalam saliva. Tubuh kita secara terus-menerus mengeluarkan sel-sel yang mengandung DNA, termasuk sel-sel di mulut. Jadi, saliva bisa digunakan untuk pengujian DNA.
Kita bisa menggunakan kit di rumah untuk mengumpulkan saliva. Caranya? Cukup ludahkan ke dalam tabung, lalu kirim ke laboratorium untuk diuji. Laboratorium akan menganalisis saliva dan mencari puluhan mutasi gen. “Kebanyakan tes cari mutasi dalam gen yang terkait dengan berbagai kanker, termasuk kanker payudara, kolon, dan ovarium,” ungkap Dr. Obeid.
Namun, penting untuk memastikan tes yang digunakan adalah tes klinis yang terpercaya. Kit uji online seperti 23andMe memang memberi informasi tentang kesehatan dan silsilah, tetapi tidak bisa diandalkan untuk menilai risiko kanker. Setiap kit tes saliva juga berbeda dalam memeriksa mutasi, dan banyak kanker bisa diperiksa melalui metode ini, misalnya:
– Kanker payudara
– Kanker ovarium
– Kanker kolon
– Kanker endometrium
– Kanker kulit
– Kanker lambung
– Kanker prostat
– Kanker pankreas
Tapi perlu dicatat, uji genetik tidak akan memberi tahu apakah kanker telah hadir. Ada tes khusus yang benar-benar dirancang untuk mendeteksi keberadaan kanker. Menurut Dr. Obeid, “Tes genetik bisa menunjukkan risiko seseorang mengembangkan kanker, tapi bukan berarti mereka pasti akan mengidapnya.”
Siapa yang sebaiknya mempertimbangkan tes saliva ini? Mencari tahu risiko kanker lebih awal mungkin membantu kita merencanakan langkah ke depan. Hal ini bisa tentang pencegahan atau deteksi dini. Misalnya, jika ada wanita dengan mutasi BRCA, dia berisiko tinggi terkena kanker payudara dan ovarium. Maka, dia bisa melakukan breast MRI atau bahkan memilih mastektomi untuk mencegah kanker.
Ini terutama berguna bagi mereka yang tidak memiliki riwayat kesehatan keluarganya. “Kadang, keluarga tidak berbicara tentang kondisi kesehatan mereka,” kata Dr. Obeid. Beberapa orang bahkan tidak memiliki hubungan baik dengan keluarganya, atau mereka tidak mau membicarakan penyakit.
Namun, pengujian saliva bukanlah metode yang sempurna. Ada kemungkinan kecil hasil tidak keluar. Dr. Obeid menjelaskan, “Meskipun Anda melakukan semuanya dengan benar, mungkin saja tidak ada cukup DNA di saliva untuk dideteksi.” Jika ini terjadi, pengujian darah jadi alternatif.
Di Hackensack Meridian Health, siapa pun yang ingin mengecek risiko kanker bisa menggunakan tes saliva melalui Hennessy Institute, tanpa perlu jauh-jauh ke dokter. Dr. Obeid menegaskan, “Kami ingin menjangkau individu di rumah mereka semaksimal mungkin.”
Prosesnya sederhana. Mulai dengan mengisi kuesioner penilaian risiko online. Setelah menjawab beberapa pertanyaan tentang riwayat kesehatan, hasilnya akan dikirimkan via email. “Kuesioner memberikan gambaran risiko kanker Anda dan juga memberi tahu apakah Anda memenuhi syarat untuk uji genetik,” tambah Dr. Obeid.
Kalaupun asuransi tidak menanggung, biaya ujinya sekitar $250 atau kurang. Dr. Obeid berharap kemudahan ini mendorong orang untuk mengetahui risiko kanker mereka dan mengambil tindakan pencegahan lebih awal. “Mengetahui informasi ini bisa memberi kekuatan dan membuka peluang untuk bertindak,” kata Dr. Obeid.
Pengujian saliva semakin populer sebagai cara untuk mengidentifikasi risiko kanker tanpa rasa sakit dari metode konvensional menggunakan darah. Meskipun hasilnya tidak selalu menjamin dan tidak mendeteksi kanker yang sudah ada, tetapi tes ini bisa memberikan wawasan penting bagi orang-orang untuk merencanakan langkah pencegahan. Akses yang lebih mudah ke pengujian ini diharapkan mendorong lebih banyak orang untuk memperhatikan kesehatan dan sejarah genetik mereka.
Sumber Asli: www.hackensackmeridianhealth.org