Efek Anti-Kanker dari Suntikan Penurunan Berat Badan Yang Menggembirakan

Suntikan penurunan berat badan menunjukkan efek anti-kanker yang mungkin mengurangi risiko kanker hingga hampir setengah. Penelitian ini melibatkan rencana uji klinis besar dari Universitas Manchester yang diharapkan dimulai dalam tiga hingga lima tahun. Suntikan tersebut, yang sudah digunakan untuk diabetes tipe 2, juga menurunkan peradangan dalam tubuh.

Suntikan penurunan berat badan mungkin menawarkan efek anti-kanker yang sebelumnya tidak terpikirkan, melebihi manfaat penurunan berat badan. Penelitian baru dari Universitas Manchester, yang didanai oleh Cancer Research UK, mengindikasikan bahwa suntikan ini mampu mengurangi risiko lebih dari selusin kanker terkait obesitas. Ini dilakukan dengan mengurangi peradangan di tubuh. Penelitian ini sedang mempersiapkan uji klinis yang melibatkan puluhan ribu pasien, rencananya akan dimulai dalam tiga hingga lima tahun mendatang.

Laporkan dari Kongres Eropa tentang Obesitas di Malaga, Spanyol, para ahli menyakini suntikan ini harus dipertimbangkan sebagai langkah pencegahan. Sebab, sekitar setengah dari populasi kita berpotensi terkena kanker selama hidup mereka. Suntikan yang dirancang untuk menurunkan berat badan ini, saat ini juga diresepkan untuk diabetes tipe 2, bekerja dengan meniru hormon yang membuat kita merasa kenyang, yakni GLP-1.

Dr Yael Wolff Sagy, salah satu penulis studi, mengatakan bahwa “ini adalah kabar baik untuk pasien berisiko tinggi kanker terkait obesitas. Kami melihat kemungkinan efek tambahan dari suntikan ini di luar sekadar menurunkan berat badan. Kami percaya efek ini berkaitan dengan sifat GLP-1 yang meredakan peradangan, namun tidak bisa dipastikan.” Dia juga menambahkan bahwa mungkin di masa depan, orang yang tidak obesitas tapi tetap memiliki faktor risiko kanker bisa saja diberikan GLP-1 untuk mencegah penyakit ini.

Saat mempresentasikan rencana uji coba, para ahli internasional mendesak agar obat-obatan seperti Wegovy dan Mounjaro diteliti untuk pencegahan kanker. Konsensus ini didukung oleh 54 spesialis dari 12 negara, termasuk 25 dari Inggris. Dr Matthew Harris dari Manchester Cancer Research Centre mengatakan bahwa meningkatnya angka obesitas selama 30 tahun terakhir tanpa ada tanda-tanda perbaikan dapat mengarah pada lonjakan kanker terkait obesitas. Dia menekankan pentingnya pencegahan kanker.

Sebuah analisis yang melibatkan data kesehatan elektronik dari 6.356 dewasa yang diobati karena obesitas dan diabetes tipe 2 menunjukkan suntikan lebih efektif dalam mencegah kanker terkait berat badan. Setelah membandingkan hasil dengan pasien yang menjalani operasi bariatrik, ditemukan bahwa suntikan terbukti 41% lebih baik dalam mengurangi risiko kanker.

Professor Mark Lawler dari Queen’s University Belfast, yang tidak terlibat dalam penelitian, menekankan keajaiban dari hasil tersebut. “Ini memberikan potensi transformasi dalam pencegahan kanker terkait obesitas,” katanya. Suntingan risiko dengan menggunakan GLP-1 tampaknya mengurangi peradangan, yang merupakan salah satu penyebab kanker, dan membuka kemungkinan untuk era baru dalam kedokteran pencegahan kanker.

Namun, Dror Dicker, penulis studi, menyarankan agar kita tetap berhati-hati dalam menentukan seberapa besar pengaruh GLP-1 terhadap pencegahan kanker. Jason Halford, mantan presiden European Association for the Study of Obesity, menyampaikan harapannya bahwa ini akan menjadi langkah signifikan dalam menurunkan beban layanan onkologi. Dr Wolff Sagy menambahkan bahwa permintaan untuk obat ini sudah sangat tinggi, sehingga perlu dipikirkan cara untuk membuatnya lebih terjangkau. Dalam pandangannya, saat ini obat generasi baru ini tergolong mahal dan mungkin tidak dipandang ekonomis dari sisi kesehatan masyarakat.

Penelitian terhadap suntikan penurunan berat badan menunjukkan potensi efek anti-kanker di luar penurunan berat badan. Suntikan yang meniru GLP-1 ini dapat mengurangi risiko kanker hingga hampir separuh. Rencana uji klinis besar-besaran diharapkan bisa dimulai dalam waktu dekat. Jika terbukti efektif, ini bisa merevolusi cara kita mencegah kanker terkait obesitas. Namun, tantangan terkait biaya dan aksesibilitas obat tetap menjadi perhatian yang harus diatasi.

Sumber Asli: www.mirror.co.uk

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *