Tampa General Hospital melaporkan bahwa HIPEC menunjukkan hasil positif untuk pasien kanker ovarium epitel metastatik. Brenda Gotlen, pasien yang diberikan prognosis buruk, sekarang bebas kanker setelah menjalani HIPEC. Studi terbaru dari TGH menunjukkan peningkatan angka harapan hidup bagi pasien yang menjalani prosedur ini.
Studi baru yang dilakukan oleh Tampa General Hospital menunjukkan harapan baru bagi pasien kanker ovarium. Penelitian tentang HIPEC (Heated Intraperitoneal Chemotherapy) menunjukkan hasil yang optimis dalam pengobatan wanita dengan kanker ovarium epitel metastatik. Brenda Gotlen, pasien yang merasakan manfaatnya, di tahun 2018 diberikan kurang dari enam bulan untuk hidup.
Brenda mengingat betul bagaimana dokter, Dr. Thomas Rutherford, sangat pernyataan tegasnya saat memberikan diagnosa. Dia bertemu Dr. Rutherford di Tampa General Hospital. “Dia bilang, ‘Brenda, kamu mengidap kanker ovarium dengan massa yang sangat besar dan kita harus melakukan operasi,'” ungkap Gotlen. Dia didiagnosa dengan kanker ovarium stadium 3C dan tidak merasakan gejala hingga kanker menyebar.
Kanker ovarium dicatat sebagai kanker ginekologi paling mematikan di AS, dengan 20.000 wanita yang terdiagnosis setiap tahunnya dan 14.000 diantaranya meninggal. Dr. Rutherford, direktur Divisi Ginekologi dan Onkologi di TGH serta USF Morsani School of Medicine, merasa Gotlen adalah kandidat yang tepat untuk HIPEC, berdasarkan pengalaman berhasilnya dalam melakukan prosedur ini.
“Saya memiliki pasien yang bertahan hidup lima, tujuh, hingga 15 tahun yang seharusnya sudah tidak hidup dengan terapi standar,” kata Dr. Rutherford. Menurutnya, HIPEC dapat meningkatkan lingkungan mikro dengan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dalam proses pengobatan. Pada saat operasi Gotlen berlangsung, Dr. Rutherford menyebut HIPEC masih dalam tahap eksperimen.
“HIPEC adalah bagian dari operasi untuk wanita dengan kanker ovarium ini, di mana setelah mengangkat tumor, kita mengisi rongga perut dengan kemoterapi yang dipanaskan,” jelas Dr. Adrian Kohut, Onkolog Ginekologi dari USF College of Medicine & Tampa General Hospital. Kemoterapi tersebut bertujuan menghancurkan sel kanker yang tersisa di abdomen.
Bagi Gotlen, HIPEC adalah satu-satunya pilihan yang tersisa baginya. Dia tidak akan pernah melupakan saat setelah operasi saat Dr. Rutherford datang dengan kabar baik, “Brenda, saya memiliki berita luar biasa. Setelah kami melakukan tes, kamu bebas kanker,” ucapnya, mengenang.
Kini, Gotlen menjadi salah satu kesuksesan pengobatan HIPEC di TGH. baru-baru ini, sebuah tim dokter di TGH dan USF’s Morsani College of Medicine melakukan studi yang menunjukkan bahwa HIPEC memperpanjang harapan hidup wanita dengan kanker ovarium epitel metastatik. “Saya di sini, delapan tahun dan bebas kanker,” kata Gotlen.
Bersama dengan itu, Gotlen kini menjadi advokat pasien, berbicara kepada wanita sebelum mereka menjalani prosedur HIPEC. “Saya merasa Tuhan memberikan saya kesempatan kedua dalam hidup dan saya ingin memberi kembali,” katanya. TGH merupakan salah satu pusat HIPEC dengan volume tertinggi di negara ini, dan dokter dapat menghubungi mereka untuk mengetes kandidat layak di antara pasien kanker ovarium.
Studi yang dilakukan di Tampa General Hospital menunjukkan HIPEC bisa menawarkan harapan baru bagi pasien kanker ovarium. Dengan kesuksesan seperti yang dialami oleh Brenda Gotlen, hasil penelitian menunjukkan prosedur ini mampu meningkatkan angka harapan hidup bagi wanita dengan tipe kanker tersebut. Para pasien pun didorong untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai potensi HIPEC sebagai opsi pengobatan.
Sumber Asli: baynews9.com