Weill Cornell Medicine menerima hibah $4 juta dari NCI untuk uji klinis tentang pencitraan PSMA-PET CT bagi pengawasan kanker prostat. Tujuan penelitian ini adalah mengurangi kebutuhan biopsi pada pasien berisiko rendah atau sedang. Metode ini berpotensi memberi alternatif yang kurang invasif dalam memantau kanker prostat dan meningkatkan efektivitas pengawasan dengan dukungan analisis genetik.
Weill Cornell Medicine baru saja mendapatkan hibah sebesar $4 juta dari National Cancer Institute (NCI) untuk melakukan uji klinis tentang pendekatan pencitraan baru bagi kanker prostat. Durasi hibah ini adalah lima tahun, dengan kemungkinan perpanjangan dua tahun. Penelitian ini akan menguji apakah penggunaan pencitraan Prostate Specific Membrane Antigen (PSMA)–Positron Emission Tomography (PET) Computed Tomography (CT) dapat mengurangi kebutuhan biopsi dalam memantau kanker prostat.
Pencitraan PSMA-PET CT memanfaatkan agen radioaktif untuk mendeteksi protein di permukaan sel prostat, yang lebih banyak pada sel kanker prostat. Metode ini sudah dipakai untuk mengidentifikasi penyebaran kanker pada pria dengan risiko tinggi dan kekambuhan kanker pada pria yang dalam remisi. Menurut Dr. Timothy McClure, pemimpin penelitian ini, PSMA-PET CT diharapkan menjadi alternatif yang lebih sedikit invasif dan lebih murah dibandingkan biopsi bagi pria dengan kanker prostat risiko rendah atau sedang.
Kanker prostat adalah penyebab kedua kematian akibat kanker di kalangan pria di AS. Meski begitu, kebanyakan pria yang didiagnosis menderita kanker prostat adalah mengalami kanker yang tumbuh lambat dan berisiko rendah, yang tidak berbahaya selama hidup mereka. Sebagian besar dokter merekomendasikan pengawasan aktif ketimbang melakukan operasi atau terapi radiasi yang bisa berisiko menyebabkan efek samping.
Pria-pria ini menjalani serangkaian tes darah untuk mengukur kadar prostate-specific antigen (PSA), pencitraan resonansi magnetik, dan biopsi untuk memastikan kanker mereka tidak berubah menjadi lebih ganas. Namun, biopsi berulang dapat menyebabkan infeksi dan kesulitan berkemih, sehingga banyak yang kemudian menghentikan pemantauan kanker mereka.
Peneliti, termasuk McClure dan tim dari divisi Pencitraan Molekuler dan Terapi di Weill Cornell Medicine, akan mengikutsertakan 200 pria dengan kanker prostat berisiko rendah atau menengah untuk menerima protokol pengawasan aktif yang biasanya ditambah dengan PSMA-PET CT. Uji coba ini akan dilakukan di NewYork-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center dan beberapa lokasi lainnya. Selain dukungan dari NCI, penelitian ini juga mendapat dukungan dari Lantheus, perusahaan yang memproduksi agen diagnostik untuk PSMA-PET CT.
McClure juga bekerja sama dengan Mert Sabuncu, salah satu profesor di Weill Cornell Medicine, untuk mengembangkan algoritma pembelajaran mesin yang dapat memprediksi pasien kanker prostat mana yang kemungkinan akan membutuhkan pengobatan lebih lanjut. Data genetik dari hasil tes PSA juga akan dimanfaatkan untuk mengidentifikasi tanda genetik pasien yang berisiko tinggi dan mungkin lebih baik mendapat terapi lebih awal daripada hanya pemantauan aktif.
“Uji coba kami memanfaatkan kolaborasi lintas sektor untuk menginovasi dan menyederhanakan perawatan pasien kanker prostat,” kata McClure. Penelitian ini amat penting untuk mengembangkan alternatif dalam pengawasan kanker prostat sehingga pasien bisa lebih efektif dikelompokkan berdasarkan kebutuhan pengobatan mereka.
Hibah $4 juta dari NCI akan mendukung penelitian di Weill Cornell Medicine untuk menguji efektivitas metode pencitraan baru dalam memantau kanker prostat, yang diharapkan mengurangi kebutuhan biopsi. Penelitian ini melibatkan kolaborasi tim multidisiplin dan bertujuan memberikan alternatif yang lebih aman untuk pengawasan pasien dengan risiko rendah atau menengah. Semoga penelitian ini dapat menggantikan metode yang lebih invasif dan menjadi solusi inovatif bagi pasien.
Sumber Asli: news.cornell.edu