Teknologi Cell Painting Ungkap Flavonoid Berpotensi Obati Kanker Kandung Kemih

Teknologi Cell Painting mengungkap flavonoid dengan potensi anti-kanker.

Tim peneliti Baylor College of Medicine menemukan flavonoid yang bersifat toksik bagi sel kanker kandung kemih. Mereka menggunakan teknologi Cell Painting dan alat analisis SPACe. Penelitian ini bisa membantu mengembangkan terapi baru untuk kanker kandung kemih karena kanker ini cukup umum di AS dan memiliki tingkat kematian yang tinggi.

Tim peneliti dari Baylor College of Medicine baru-baru ini telah menemukan flavonoid yang bersifat toksik terhadap sel kanker kandung kemih dalam budaya laboratorium. Dalam jurnal Pharmacological Research – Natural Products, mereka mengungkapkan bahwa teknologi Cell Painting tidak hanya mampu membantu dalam mengidentifikasi senyawa dengan sifat antikanker, tetapi juga memberikan wawasan mengenai mekanisme kerjanya.

“Cell Painting menggunakan mikroskopi throughput tinggi yang menyoroti struktur seluler dan melalui analisis gambar yang dikustomisasi, mengukur perubahan dalam populasi sel yang dibudidayakan,” jelas Dr. Michael Mancini, penulis terkait dan profesor biologi molekuler dan sel. Dia juga menjelaskan bahwa inovasi ini memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi obat dengan sel.

Analisis Cell Painting menghasilkan dataset besar, mencapai lebih dari 57.000 gambar konfokal dalam sekali pemindaian. Mengolah data sebesar ini secara manual sangat tidak mungkin, dan biasanya sulit dilakukan tanpa kapasitas pemrosesan komputer yang besar. Pada tahun 2024, tim tersebut mengembangkan alat komputasi bernama SPACe, untuk menganalisis ribuan sel dari berbagai pelat secara Individu.

Dengan SPACe, analisis kini bisa dilakukan di komputer desktop standar, membuatnya lebih mudah diakses oleh laboratorium dari berbagai ukuran. Setelah menggunakan alat ini, mereka memeriksa 244 senyawa flavonoid guna menilai toksisitasnya terhadap sel kanker kandung kemih. Kanker kandung kemih merupakan jenis kanker yang kelima paling umum di Amerika Serikat, dengan lebih dari 16.000 kematian setiap tahunnya.

Di antara flavonoid yang diuji, tim berhasil menemukan enam yang dapat membunuh sel kanker, termasuk flavopiridol dan rotenone yang sudah dikenal sebelumnya. Analisis SPACe menunjukkan bahwa beberapa senyawa ini mengakibatkan kerusakan DNA, sementara yang lain mengganggu fungsi mitokondria, menurunkan kemampuan sel untuk memasok energi.

“Kami juga menemukan tiga flavonoid yang berhasil menghambat pertumbuhan kultur kanker kandung kemih 3D, tetapi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan sel kandung kemih normal,” tambah Mancini. Beberapa senyawa seperti deguelin dan xanthohumol terbukti toksik tetapi tidak berdampak pada fitur DNA sel kanker.

“Menariknya, xanthohumol dapat menurunkan metabolisme lipid dalam sel kanker mantel dan mengurangi jumlah droplet lipid di dalamnya,” kata Dr. Michael J. Bolt, penulis utama penelitian ini. Xanthohumol diketahui terdapat dalam beberapa jenis bir pada kadar yang serupa dengan yang digunakan dalam eksperimen ini.

“Sangat menarik untuk melihat hubungan antara konsumsi bir kaya xanthohumol dan kejadian kanker kandung kemih,” ujar Bolt. Mancini menekankan bahwa flavonoid dapat ditemukan dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi, dan beberapa di antaranya mungkin dapat berfungsi melindungi terhadap sejumlah penyakit.

Selanjutnya, studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitas flavonoid ini dalam model kanker kandung kemih yang melibatkan hewan hidup, termasuk model yang memiliki tumor kanker kandung kemih manusia, sebelum akhirnya diuji klinis pada manusia.

Jika terbukti efektif, senyawa-senyawa ini bisa jadi alternatif baru dalam terapi kanker yang memperbaiki hasil klinis bagi pasien. Penelitian ini juga melibatkan beberapa rekan penulis dari Baylor College of Medicine dan institusi lainnya serta didukung oleh beberapa dana penelitian.

Penelitian ini menunjukkan potensi flavonoid untuk digunakan sebagai terapi baru dalam pengobatan kanker kandung kemih. Teknologi Cell Painting dan alat SPACe berkontribusi besar dalam identifikasi senyawa yang mungkin dapat memperbaiki efektivitas terapi yang ada. Evaluasi lanjutan terhadap keamanan dan efikasi senyawa ini di model hewan dan manusia diharapkan membuka jalan untuk opsi pengobatan baru.

Sumber Asli: www.news-medical.net

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *