Skrining Kanker Prostat dan Pendekatan Pengobatan Terbaru

Ilustrasi diagram alur proses deteksi kanker prostat dengan alat medis di latar belakang biru.

Kanker prostat ramai dibahas setelah diagnosis Joe Biden. Diskusi di “Yale Cancer Answers” membahas pentingnya skrining, khususnya tes PSA dan pendekatan pemantauan aktif. Kanker prostat adalah kanker padat paling umum di kalangan pria, dengan banyak kemajuan dalam pengobatan seperti terapi radikal dan ablasi. Keputusan pengobatan harus mempertimbangkan kualitas hidup serta risiko bagi pasien, terutama pria muda.

Kanker prostat kembali mencuat ke permukaan, terutama setelah munculnya berita tentang diagnosis kanker prostat stadium IV mantan Presiden Joe Biden. Hal ini menarik perhatian banyak khalayak, termasuk dalam diskusi di program “Yale Cancer Answers” di Connecticut Public Radio, yang dipandu oleh Dr. Eric P. Winer bersama Dr. Michael Leapman dari Yale Cancer Center. Diskusi tersebut membahas pentingnya mengetahui tentang skrining kanker prostat.

Skrining kanker prostat, yang umumnya dilakukan dengan tes PSA, telah menjadi topik yang debatable selama beberapa dekade terakhir. Tes ini, diperkenalkan sekitar tahun 1990-an, mengukur prostati-spesifik antigen, yaitu biomarker yang dihasilkan oleh sel normal dan sel kanker di prostat. Meski bisa membantu dalam diagnosis, interpretasi hasilnya sering kali rumit. Kenaikan kadar PSA bisa disebabkan oleh infeksi, dan bukan selalu berarti ada kanker prostat. Secara keseluruhan, pendekatan tes ini cukup efektif, namun tetap perlu kehati-hatian dalam pembacaannya.

Bagi pria, pertanyaan besar muncul: Siapa yang sebaiknya menjalani tes PSA? Dr. Leapman menyoroti bahwa pria berusia antara 55 hingga 69 tahun adalah kelompok yang paling diuntungkan dari skrining ini. Namun, untuk pria yang lebih tua atau dengan kondisi kesehatan serius, manfaat skrining bisa jadi tidak sebanding dengan risiko. Penting untuk membahasnya dengan dokter yang merawat untuk membuat keputusan yang tepat.

Di AS, kanker prostat adalah kanker padat yang paling umum di diagnosis pada pria, dengan sekitar 300.000 kasus baru tahun ini. Riset menunjukkan bahwa hingga 50% pria berusia 80-an dapat memiliki tanda-tanda sel kanker prostat, meskipun mereka meninggal karena penyebab lain. Namun, mayoritas pria yang mendapatkan diagnosis ini dapat sangat beruntung dengan pengobatan yang tepat.

Dalam hal pengobatan, terapi kanker prostat telah mengalami banyak kemajuan. Pilihan pengobatan tetap mencakup radiasi dan pembedahan, dengan terapi lokal seperti ablasi jadi fokus baru. Terobosan lain adalah peningkatan pada pembedahan robot yang memungkinkan insisi lebih kecil. Ini membantu dokter beroperasi di area yang lebih terbatas dengan lebih efisien.

Ketika pasien dihadapkan pada pilihan antara operasi dan radiasi, Dr. Leapman menekankan bahwa kedua opsi memiliki kelebihan dan kelemahan. Operasi memberikan gambaran tepat tentang kondisi prostat dan membuat penanganan lebih lanjut lebih mudah, sementara radiasi sering kali tidak memerlukan rawat inap dan mungkin memiliki efek samping yang lebih kecil. Faktor risiko seperti inkontinensia urine dan disfungsi seksual perlu dipertimbangkan sebelum memilih.

Beberapa pasien memilih untuk tidak menjalani pengobatan segera dan memilih pendekatan yang dikenal sebagai pemantauan aktif. Ini berkembang dari pemahaman bahwa banyak kanker prostat yang terdeteksi tidak bersifat agresif. Di Yale, mayoritas pasien dengan kanker prostat risiko rendah memilih pemantauan aktif, terbukti efektif selama 15 tahun dengan tingkat kelangsungan hidup mencapai 99%.

Sementara itu, untuk pria muda yang didiagnosis dengan kanker prostat, hal ini memang lebih jarang terjadi. Namun, untuk mereka yang menghadapi diagnosis, mempertimbangkan kesuburan dan menjaga fungsi seksual menjadi tantangan tersendiri. Pendekatan pengobatan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan pasien muda ini.

Kanker prostat terus menjadi topik penting dari waktu ke waktu. Dari skrining hingga pengobatan, penting bagi pria untuk memahami risiko dan manfaatnya. Diskusi seputar pemantauan aktif berkembang sebagai alternatif yang semakin populer, membantu mengurangi risiko perawatan berlebihan. Menjaga kualitas hidup pasien tetap menjadi prioritas. Dan bagi pria muda, penanganan kanker prostat harus dilakukan dengan hati-hati agar faktor kesuburan dan fungsi seksual tetap terjaga. Kesadaran akan isu ini patut ditingkatkan, mengingat banyaknya dampak kanker prostat terhadap populasi pria.

Sumber Asli: medicine.yale.edu

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *