Uji darah NeXT Personal® menunjukkan kemampuan 10 kali lebih baik dalam mendeteksi kekambuhan kanker payudara. Studi ini melibatkan pasien yang menerima terapi neoadjuvan, menunjukkan ctDNA sebagai indikator prognostik signifikan bagi risiko relaps. Penelitian ini dapat mendorong perubahan dalam manajemen kanker payudara dan memfasilitasi pengakuan untuk biaya pemantauan terapi.
Dalam sebuah percobaan klinis besar, penelitian terbaru menunjukkan bahwa uji darah NeXT Personal® lebih efektif dalam mengidentifikasi risiko kekambuhan kanker payudara pada pasien yang menerima terapi neoadjuvan. Richard Chen, MD, yang menjabat sebagai Chief Medical Officer di Personalis, menyatakan bahwa alat tes ctDNA yang sangat sensitif ini dapat membantu pasien memahami risiko relaps mereka, dan berpotensi mendorong perlunya terapi tambahan. Dia sangat optimis bahwa data ini akan berkontribusi untuk menuntut pengakuan biaya untuk pemantauan terapi neoadjuvan dalam proses pengobatan kanker payudara.
Pada presentasi kemarin, Dr. Natasha Hunter dari Universitas menyampaikan hasil dari studi PREDICT DNA, yang mengevaluasi ctDNA pada pasien kanker payudara positif HER2 dan triple negative. Penelitian ini dimulai satu dekade lalu dan melibatkan 228 pasien di 22 lokasi. Salah satu temuan kunci menunjukkan bahwa status ctDNA pasca terapi sangat memprediksi kelangsungan hidup tanpa kekambuhan (RFS). Pasien dengan ctDNA terdeteksi pasca terapi neoadjuvan memiliki kemungkinan relaps hampir 10 kali lipat dibandingkan pasien yang negatif ctDNA.
Lebih dari itu, status ctDNA dalam sampel plasma tahap awal (pretreatment) terdeteksi 100% dari 84 sampel, menunjukkan efektivitas dari tes ini. Mayoritas deteksi ctDNA baik selama terapi maupun setelahnya ada pada level sangat sensitif di bawah 100 PPM. Ketika dilihat dari hasilnya, pasien yang tidak memiliki ctDNA setelah terapi memiliki hasil yang sangat baik, terlepas dari respon patologis mereka. Hal ini mengindikasikan bahwa deteksi ctDNA pasca terapi mungkin bisa dijadikan penanda prognostik untuk pengambilan keputusan klinis terkait terapi tambahan.
Dr. Luc Cabel dari Institut Curie juga menekankan pentingnya status ctDNA, di mana pasien yang mempunyai ctDNA terdeteksi pasca terapi neoadjuvan memiliki kemungkinan 36 kali lebih besar untuk mengalami kekambuhan jauh dibandingkan yang negatif. Dalam konteks pasien tanpa respon patologi lengkap (non-pCR), mereka yang ctDNA negatif 93% lebih kecil kemungkinannya untuk kambuh dibandingkan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa status ctDNA dapat diintegrasikan dengan status pCR untuk menilai risiko kekambuhan jauh pasien.
Peneliti François-Clément Bidard dari Institut Curie menegaskan perlunya pengujian MRD yang ultra-sensitif, membentangkan jalan bagi keputusan terapi adjuvan yang berbasis ctDNA dalam pengobatan kanker payudara triple negative awal. Sementara itu, Personalis berkomitmen untuk mengubah manajemen kanker melalui pengujian yang dipersonalisasi, berharap dapat memberikan wawasan lebih mendalam tentang perkembangan kanker.
Hasil penelitian klinis terbaru menunjukkan bahwa uji darah NeXT Personal dapat mendeteksi risiko kekambuhan kanker payudara dengan lebih akurat, terutama bagi pasien yang menjalani terapi neoadjuvan. Penelitian ini menyoroti pentingnya penggunaan alat tes ctDNA sebagai alat prognostik untuk membantu pengambilan keputusan klinis. Kemajuan ini berpotensi memperbaiki hasil perawatan bagi pasien kanker payudara.
Sumber Asli: www.stocktitan.net