Risiko Kanker Besar Terhubung dengan Kebiasaan Buruk yang Dilakukan Sehari-hari Oleh Orang Australia

Gaya hidup berisiko dengan alkohol dan rokok sebagai latar belakang, mewakili bahaya tersembunyi kanker.

Studi mengungkap hubungan antara konsumsi alkohol, merokok, dan risiko kanker kolorektal pada orang di bawah 50 tahun. Kanker kolorektal menjadi masalah yang semakin umum, dengan pergeseran pola konsumsi terkait gaya hidup yang perlu diperhatikan. Dr. Raglan Maddox mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan risiko dan gejala yang ada.

Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa kebiasaan minum alkohol dan merokok yang umum di kalangan orang Australia memiliki hubungan signifikan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal, terutama pada individu di bawah 50 tahun. Penelitian global menunjukkan bahwa kombinasi antara kedua perilaku ini berpotensi meningkatkan risiko kanker tersebut, yang saat ini menjadi perhatian karena semakin banyak kasus yang dilaporkan di kalangan orang muda.

Dr. Raglan Maddox, Associate Professor di ANU, menyoroti bahwa kanker kolorektal adalah kanker keempat yang paling umum di Australia. Menurutnya, kebiasaan sosial di negara ini mengarah pada tingkat konsumsi alkohol dan merokok yang tinggi, yang berkontribusi terhadap masalah kesehatan. “Kami cenderung berpendapat bahwa kita ini sehat, tetapi angka diagnosis pada orang berusia 20 hingga 39 tahun kian meningkat,” ungkap Maddox.

Sebuah laporan mencatat bahwa dengan merokok hanya 100 batang sepanjang hidup, yang setara dengan satu batang per minggu selama dua tahun, dapat menaikkan risiko kanker kolorektal hingga 59 persen dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Alkohol dan rokok memang telah lama diketahui merusak DNA, yang bisa memicu kanker.

Studi ini, yang terbit dalam jurnal Clinical Colorectal Cancer, menunjukkan bahwa konsumsi alkohol harian dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal dini hingga 39 persen, sedangkan merokok meningkatkan risiko tersebut hingga 39 persen juga. Menariknya, perokok aktif memiliki kemungkinan 43 persen lebih tinggi untuk mengembangkan tumor rektum dan risiko tumor kolonos semakin meningkat hingga 26 persen.

Di sisi lain, Maddox mengingatkan pentingnya kesadaran tentang sifat adiktif dari tembakau dan menjelaskan bahwa dukungan dari orang terdekat sangat diperlukan. Dia menyatakan, “Rata-rata, 66 orang Australia meninggal setiap hari akibat merokok. Ini adalah epidemi diam yang tidak banyak didiskusikan.”

Bagi mereka yang khawatir mengenai kanker kolorektal, Maddox menganjurkan agar orang dewasa berusia 45 hingga 49 tahun mengikuti program skrining nasional. Dia juga memperingatkan agar generasi muda waspada terhadap gejala-gejala, seperti darah dalam tinja dan penurunan berat badan yang tidak terduga. “Menjaga kesehatan itu sangat penting. Pastikan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin,” tambahnya.

Dengan jumlah kasus kanker kolorektal yang meningkat, baik di kalangan orang dewasa muda atau di atas usia 40 tahun, sangat penting bagi masyarakat untuk memahami gejala, alih-alih mengabaikannya. Sebuah komitmen untuk menjalani gaya hidup lebih sehat dengan mengurangi konsumsi alkohol dan berhenti merokok menjadi langkah awal untuk melindungi kesehatan jangka panjang.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan merokok dan minum alkohol dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal pada orang dewasa muda. Para ahli, termasuk Dr. Raglan Maddox, mengingatkan perlunya kesadaran akan perilaku berisiko yang sudah terlanjur dianggap normal. Selain itu, penting untuk mengenali gejala kanker sejak dini dan menjaga kesehatan melalui pemeriksaan rutin.

Sumber Asli: www.dailymail.co.uk

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *