Studi baru dari Cancer Research UK dan Universitas Edinburgh menjelaskan bahwa kanker usus besar menyebar ketika sel koloni berubah menjadi sel yang lebih tahan, seperti sel kulit atau otot. Kanker ini semakin banyak ditemukan pada orang muda. Penelitian ini berpotensi menciptakan terapi baru untuk menghentikan penyebaran kanker.
Penelitian terbaru oleh Cancer Research UK Scotland Centre dan Universitas Edinburgh mengungkapkan langkah penting dalam pemahaman kanker usus besar yang agresif. Proses yang dikenal sebagai plastisitas sel, di mana sel koloni kehilangan identitas aslinya, teridentifikasi sebagai penyebab penyebaran kanker. Sel-sel koloni yang berubah mirip dengan sel skuamosa (sel kulit) atau sel otot, yang lebih tahan terhadap kondisi keras sehari-hari.
Di Inggris, kanker usus besar menjadi penyebab kedua terbanyak kematian akibat kanker, dengan sekitar 16.800 kematian setiap tahun, termasuk 1.700 kasus dari Skotlandia. Peningkatan diagnosa kanker ini semakin mengejutkan karena kini lebih banyak ditemukan pada orang muda di seluruh dunia. Sebuah studi oleh American Cancer Society di The Lancet Oncology menunjukkan bahwa tingkat kanker usus awal pada orang dewasa berusia 25-49 tahun meningkat di 27 dari 50 negara yang diteliti. Kenaikan ini lebih cepat di kalangan wanita muda dibandingkan pria muda di Skotlandia dan Inggris.
Skotlandia sendiri mencatat sekitar 4.000 kasus baru setiap tahun. Penelitian ini menunjukkan bahwa sel kanker usus dapat beradaptasi untuk tampil seperti sel kulit, yang lebih kuat, dan juga sel otot, yang berfungsi melindungi tubuh dari segala tantangan. Penemuan mengenai plastisitas sel ini dianggap sangat penting untuk memahami bagaimana kanker usus menyebar dan membuatnya lebih sulit diobati.
Para peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang gen Atrx, yang terkait dengan bentuk kanker usus yang agresif. Dengan menggunakan sampel jaringan manusia dan tikus, mereka menemukan bahwa hilangnya gen ini mengarah pada tumor metastatik yang semakin meningkat dari usus ke hati, kelenjar getah bening, dan diafragma. Kunci kepada kemampuannya untuk menyebar adalah dengan mengubah diri dari sel koloni menjadi sel-sel skuamosa.
Makalah berjudul “Loss Of Colonic Fidelity Enables Multilineage Plasticity And Metastasis” ditulis dan dipublikasikan di Nature, dengan dukungan dari Medical Research Council dan European Research Council. Dr. Kevin Myant dari Institut Genetika dan Kanker di Universitas Edinburgh mengatakan, “Mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan penyakit ini sangat penting mengingat semakin banyak orang muda didiagnosa menderita kanker usus. Penemuan ini diharapkan bisa membantu pengembangan terapi baru untuk menghentikan perubahan sel ini.”
Dr. Patrizia Cammareri, peneliti utama, menambahkan, “Sel kulit mampu bertahan dalam kondisi yang lebih berat ketimbang tipe sel lainnya, bisa jadi ini adalah strategi untuk membuat sel kanker usus menjadi lebih kuat. Penemuan ini berpotensi berhenti mempercepat kemajuan kanker agresif dan meningkatkan kemungkinan hasil yang lebih baik bagi pasien.”
Direktur penelitian Cancer Research UK, Dr. Catherine Elliott, menekankan pentingnya diagnosis dan pengobatan kanker yang awal dan pencegahan penyebaran kanker. “Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan cara baru untuk menghentikan penyebaran kanker, menawarkan harapan besar bagi pasien. Kami sudah berinvestasi sebesar £5,5 juta di inisiatif CRC-STARS untuk mencari metode baru yang lebih baik dalam menangani kanker ini,” ujarnya.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa kanker usus besar terus meningkat, khususnya pada orang muda. Temuan penting terkait plastisitas sel dapat membuat pengembangan terapi baru lebih fokus untuk menghentikan penyebaran kanker. Dengan meningkatkan pemahaman tentang cara kanker ini beradaptasi, para peneliti berharap dapat memberi harapan baru untuk pengobatan yang lebih efektif.
Sumber Asli: www.inkl.com