Penggunaan AI dalam kesehatan semakin meningkat, dengan fokus pada deteksi risiko kanker dan pengalaman pasien. Dr. Jeremy Cauwels dari Sanford Health menyoroti keberhasilan program AI untuk skrining kanker usus dan meningkatkan interaksi antara dokter dan pasien. Proyek pilot menunjukkan hasil positif dengan dokter melaporkan kepuasan dan efek positif terhadap waktu kerja mereka.
AI semakin banyak digunakan dalam sektor kesehatan, menawarkan berbagai solusi inovatif. Dalam AMA Update terbaru, Dr. Jeremy Cauwels dari Sanford Health berbagi tentang bagaimana AI berperan dalam pengidentifikasian risiko kanker, terutama kanker usus besar. Dengan menggunakan data dan analitik, ia menjelaskan bahwa sistem AI telah membantu meningkatkan efektivitas skrining kanker bagi pasien berisiko tinggi.
Sistem kesehatan di Upper Midwest Amerika Serikat, terutama North Dakota, mencatat angka kanker usus besar tertinggi di negara tersebut. Penurunan usia skrining yang direkomendasikan menjadi 45 tahun membawa tambahan 100.000 orang ke dalam kelompok yang perlu diperiksa. Namun, kekurangan dokter spesialis gastrointestinal menjadi tantangan, membuat penggunaan teknologi AI semakin relevan untuk mendukung skrining medis yang lebih efisien.
Tim data dan analitik di Sanford Health bersama dokter telah mengidentifikasi sekitar 85 variabel dari rekam medis elektronik yang membantu menilai risiko kanker. Sebuah skore dihasilkan untuk membantu dokter dalam menentukan pasien mana yang perlu mendapatkan skrining lebih awal. Dr. Cauwels menambahkan bahwa temuan menggunakan AI menunjukkan bahwa risiko kanker dari individu dalam kelompok normal bisa meningkat lima hingga enam kali lipat.
Selanjutnya, pilot proyek pemakaian AI untuk mendengarkan secara ambient juga telah memberi hasil yang positif. Dalam uji coba tersebut, 100 dokter yang sudah memiliki praktek baik terlibat, dan hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam kepuasan kerja dokter dan pengalaman pasien. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk mengurangi beban administratif sehingga dokter dapat lebih fokus pada pasien.
Berdasarkan umpan balik dari para dokter, 100% merasa jika mereka tidak bisa menggunakan sistem tersebut, mereka akan kecewa. Dukungan dari pasien juga terlihat jelas, dengan kemampuan sistem AI membantu dokter untuk lebih terlibat tanpa terganggu oleh tugas administrasi. Pengalaman dokter yang lebih baik ini bahkan telah memungkinkan satu dokter untuk pulang lebih awal dan memiliki waktu berkualitas bersama keluarga.
Ke depan, Dr. Cauwels mencatat bahwa penggunaan AI akan terus berkembang di Sanford Health. Fokusnya adalah memanfaatkan teknologi untuk memprediksi perkembangan penyakit seperti penyakit ginjal kronis dan meningkatkan sistem triase pasien. Upaya ini diharapkan dapat membantu dokter melakukan tugas mereka dengan lebih efisien dan efektif dalam merawat pasien.
AI sedang mengubah cara kerja sektor kesehatan dengan menyediakan alat untuk mendeteksi risiko kanker dan meningkatkan pengalaman pasien. Proyek AI di Sanford Health menunjukkan dampak positif baik bagi dokter maupun pasien, dengan penekanan pada pengurangan beban administratif. Inovasi ini berpotensi mempercepat diagnosis dan sirkulasi informasi medis dengan lebih efisien, mendorong perkembangan berkelanjutan di masa depan.
Sumber Asli: www.ama-assn.org