- Kanker rahim diperkirakan akan meningkat di AS selama 25 tahun ke depan.
- Wanita kulit hitam berisiko dua kali lipat dibanding ras lain dalam kematian akibat kanker ini.
- Angka kematian wanita kulit hitam diperkirakan akan hampir tiga kali lipat pada 2050.
Tingkat Kematian Kanker Rahim Meningkat di AS
Tingkat kematian akibat kanker rahim diperkirakan akan meningkat tajam di Amerika Serikat selama dua dekade ke depan, menyusul temuan baru dari sebuah studi. Menurut penelitian tersebut, angka kanker rahim di AS menunjukkan kecenderungan peningkatan signifikan hingga 25 tahun mendatang. Khususnya, wanita kulit hitam diprediksi akan menghadapi beban tertinggi.
Disparitas Rasial dalam Kematian Kanker Rahim
Penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar angka kanker di negara itu menurun, insiden kanker rahim naik 0,7% setiap tahun antara 2013 dan 2022. Sementara itu, angka kematian meningkat sebesar 1,6% tahun demi tahun dari 2014 hingga 2023. Wanita kulit hitam saat ini memiliki kemungkinan dua kali lipat untuk meninggal akibat kanker rahim dibandingkan wanita dari ras dan etnis lainnya.
Proyeksi Angka Kematian di Masa Depan
Dr. Jason D. Wright, penulis utama studi dari Universitas Columbia, mengatakan, “Secara keseluruhan, kanker rahim adalah salah satu dari sedikit jenis kanker yang mengalami peningkatan baik dalam insiden maupun kematian. Makalah sebelumnya telah menunjukkan adanya disparitas rasial yang signifikan antara wanita kulit hitam dan wanita kulit putih.” Penelitian ini memproyeksikan bahwa angka kematian wanita kulit hitam akan hampir tiga kali lipat pada tahun 2050, beralih dari 14,1 menjadi 27,9 per 100.000.
Peluang Perbaikan Melalui Skrining yang Efektif
Sebagai langkah untuk mengatasi masalah ini, Wright menjelaskan beberapa faktor penyebab disparitas tersebut, yang meliputi obesitas, rendahnya angka histerektomi, diagnosis yang terlambat, dan jenis tumor yang lebih agresif. Penelitian ini menyarankan bahwa jika metode skrining yang efektif dapat dikembangkan, beban penyakit ini dapat berkurang secara signifikan. Ini memberikan harapan baru untuk meningkatkan kesehatan wanita terutama di kalangan kelompok ras yang kurang beruntung.
Dalam waktu dua dekade ke depan, kematian akibat kanker rahim di AS kemungkinan akan meningkat, terutama di kalangan wanita kulit hitam yang sangat berisiko. Ini menyoroti perlunya perhatian lebih dalam pengembangan skrining dan intervensi kesehatan masyarakat untuk mengurangi ketidakadilan rasial dalam kesehatan.