Polusi Udara Dapat Tingkatkan Risiko Kanker Paru-Pejuang Tanpa Rokok

Pemandangan kota dengan polusi udara, langit kelabu, dan asap dari pabrik menunjukkan dampak lingkungan pada kesehatan.
  • Studi menunjukkan polusi udara dapat menyebabkan kanker paru pada non-perokok.
  • Kanker paru-paru pada non-perokok meningkat, terutama di wanita Asia.
  • Tanda mutasi gen terhubung dengan polusi udara dan obat herbal tradisional.

Polusi Udara Berkontribusi Pada Kanker Paru Di Pengguna Tidak Merokok

Studi terbaru menunjukkan bahwa polusi udara, obat herbal tradisional, serta paparan lingkungan lainnya memiliki hubungan dengan mutasi genetik yang dapat berkontribusi pada perkembangan kanker paru-paru, khususnya pada mereka yang tidak memiliki riwayat merokok. Kanker paru-paru umumnya dipandang sebagai penyakit perokok. Namun, seiring dengan penurunan penggunaan tembakau di beberapa belahan dunia, tren mencemaskan muncul: kanker paru-paru semakin banyak terjadi pada orang-orang yang sama sekali tidak merokok. Terutama, wanita yang berasal dari keturunan Asia mengalami dampak paling signifikan, dengan prevalensi yang jauh lebih tinggi di negara-negara Asia Timur dibandingkan dengan negara Barat. Konteks genetik kanker ini menjadi sangat penting.

Pentingnya Memahami Mutasi Kanker Paru di Kalangan Tidak Merokok

Riset yang diterbitkan pada 2 Juli di jurnal Nature ini, didukung oleh Universitas California San Diego dan National Cancer Institute (NCI), mengungkap bukti genetik yang mendukung polusi udara sebagai faktor utama dari masalah kesehatan masyarakat ini. Ludmil Alexandrov, penulis senior studi dan profesor bioengineering di UC San Diego, menyatakan bahwa ada trend yang mengkhawatirkan yang harus dipahami. Penelitian mengindikasikan bahwa polusi udara memiliki hubungan yang kuat dengan jenis mutasi DNA yang biasanya kita temukan pada perokok. Data lebih lanjut menunjukkan bahwa studi sebelumnya tidak membedakan antara merokok dan tidak merokok dalam penelitian kanker paru, sehingga memberikan keterbatasan pada penggalian penyebabnya bagi pasien tidak merokok.

Analisis Genom Dan Hubungan Dosis-Respon Polusi

Peneliti menganalisis kanker paru dari 871 individu tidak merokok yang tinggal di 28 wilayah dengan berbagai tingkat polusi udara di berbagai benua. Melalui pemetaan genom secara menyeluruh, mereka menemukan pola mutasi DNA yang berbeda, yang menjadi tanda tangan molekuler dari paparan sebelumnya. Temuan mereka menunjukkan bahwa individu yang tinggal di area dengan polusi tinggi, mengalami peningkatan signifikan dalam mutasi sodium, terutama mutasi yang dapat mempromosikan kemunculan kanker. Juga ditemukan hubungan dosis-respons: semakin tinggi tingkat polusi yang dihadapi, semakin banyak mutasi yang ditemukan di tumor paru-paru, bersamaan dengan penurunan telomer, yang berhubungan dengan penuaan seluler yang lebih cepat.

Temuan Baru dan Masalah Lingkungan Lainnya

Menariknya, peneliti tidak menemukan hubungan genetik yang kuat antara paparan asap rokok kedua dengan kanker paru. Kanker paru-paru pada individu tidak merokok yang terpapar asap rokok menunjukkan sedikit peningkatan mutasi, tetapi tidak ada tanda tangan mutasi yang jelas. Meskipun paparan asap rokok kedua dikenal sebagai risiko kanker, efek mutasinya lebih kecil dibandingkan dengan polusi udara. Selain itu, peneliti menemukan risiko di lingkungan lain berupa asam aristolochic yang ditemukan dalam beberapa obat herbal tradisional, yang dihubungkan dengan kanker paru-paru di Taiwan. Ini adalah temuan baru yang memicu perhatian publik terkait risiko obat tradisional yang bisa meningkatkan kanker.

Langkah Selanjutnya dalam Penelitian Kanker Paru

Ke depan, tim peneliti berencana memperluas studi mereka untuk mencakup kasus kanker paru dari Latin Amerika dan wilayah lainnya. Selain itu, perhatian akan diarahkan pada risiko lain seperti ganja dan penggunaan e-rokok, khususnya di kalangan remaja yang tidak pernah merokok. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang faktor-faktor penyebab kanker paru pada individu tidak merokok.

Penelitian ini menegaskan pentingnya memahami kontribusi polusi udara terhadap kanker paru-paru di kalangan non-perokok, serta dampak dari paparan lain seperti obat herbal tradisional. Temuan baru ini juga membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut tentang kesehatan masyarakat. Dengan pemahaman lebih mendalam, langkah-langkah pencegahan kanker dapat dikembangkan untuk populasi rentan.

About Jasper Nguyen

Jasper Nguyen is a highly respected journalist with a decade-long career focused on economics and technology. His growth as a reporter began at a local newspaper, where he honed his skills in storytelling and investigative techniques. Now, he regularly contributes insightful articles to major news platforms, analyzing the impact of technology on modern society. Recognized for his clear and accessible writing style, Jasper engages a wide array of readers from various backgrounds.

View all posts by Jasper Nguyen →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *