Dukungan Diperlukan untuk Penyintas Kanker Pria di Pekerjaan Fisik

Lanskap perusahaan konstruksi dengan alat berat berwarna cerah dan alat kerja di lokasi industri.
  • Studi WeCanWork menunjukkan pria di pekerjaan fisik membutuhkan dukungan.
  • Cathy Bradley menekankan pentingnya dukungan bagi penyintas kanker.
  • Statistik menunjukkan banyak penyintas tidak memiliki akomodasi yang cukup di tempat kerja.

Dukungan Penting bagi Penyintas Kanker Pria di Pekerjaan Berat

Studi oleh WeCanWork menunjukkan bahwa pria yang bekerja di pekerjaan fisik yang berat sangat membutuhkan dukungan tambahan selama dan setelah pengobatan kanker. Cathy Bradley, PhD, yang merupakan dekan di Colorado School of Public Health serta direktur deputi dari University of Colorado Cancer Center, menjadi salah satu penulis dalam studi ini dan menjelaskan pentingnya dukungan bagi para penyintas kanker. Pembahasannya tentu saja berfokus pada bagaimana temuan ini dapat digunakan untuk merancang percobaan masa depan serta mendesain dukungan konkret bagi penyintas kanker yang bekerja dalam pekerjaan yang menuntut fisik.

Statistik dan Akomodasi di Tempat Kerja

Data dari studi menunjukkan bahwa usia rata-rata penyintas adalah 51.48 tahun dan sebagian besar berkulit putih. Terdapat banyak faktor yang menjadi perhatian, seperti 25.6% dari mereka melaporkan melakukan pekerjaan yang menuntut fisik, di mana 67.6% memiliki pendapatan rumah tangga di bawah $85,000. Selain itu, perusahaan sering kali memberikan beberapa akomodasi yang terbatas. Misalnya, banyak yang bisa mengubah jam mulai dan selesai kerja, tetapi hanya sedikit yang memberikan layanan rehabilitasi atau peralatan khusus untuk pekerja.

Mengatasi Hambatan dan Membangun Kerja Sama

Bradley meneliti lebih dalam tentang tantangan balik ke pekerjaan setelah perawatan kanker, terutama bagi mereka yang tidak memiliki akses ke tunjangan sakit berbayar. Pekerjaan fisik sering kali tidak menawarkan fleksibilitas yang sama dibandingkan dengan pekerjaan kantoran. Sebuah gagasan untuk melepaskan hambatan ini adalah merujuk pasien ke praktik kedokteran okupasi guna memahami kebutuhan spesifik mereka. Kolaborasi ini bisa menjembatani antara pasien dan majikan untuk menciptakan kondisi kerja yang lebih baik selama perawatan mereka.

Meneliti Kembali dan Memberikan Dukungan yang Diperlukan

Dengan penekanan pada dukungan berbasis bukti, ada harapan agar para majikan dapat memahami keuntungan dari mendukung penyintas kanker. Menggali lebih lanjut tentang siapa yang kembali bekerja dalam jangka panjang menjadi sebuah fokus baru, terutama dalam meneliti bagaimana kehadiran di pekerjaan mempengaruhi mereka. Di tengah berbagai tantangan, penting untuk terus melanjutkan studi ini dengan baik, mengingat lebih dari setengah penduduk Amerika bekerja di bisnis kecil, tempat banyak pekerja tidak mendapat dukungan yang diperlukan.

Studi WeCanWork menggarisbawahi betapa pentingnya dukungan bagi pria penyintas kanker dengan pekerjaan fisik berat. Temuan menunjukkan banyak tantangan seperti ketidakcukupan akomodasi di tempat kerja dan kebutuhan untuk menciptakan lebih banyak sinergi antara praktik kedokteran dan dukungan karyawan. Memeperoleh bukti untuk mengadvokasi dukungan bagi para penyintas ini sangat krusial dalam menentukan batasan apa yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan mereka.

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *