Perbandingan Prostat yang Membesar dan Kanker Prostat

Gambar ilustrasi dengan tema kesehatan pria mewakili kondisi prostat, dengan palet warna biru dan hijau.
  • Kanker prostat adalah kanker umum pada pria di AS.
  • Gejala kanker prostat mirip dengan prostat yang membesar.
  • BPH tidak meningkatkan risiko kanker prostat, tetapi bisa mempercepat deteksi.
  • Pria harus mulai melakukan skrining prostat pada usia 50 tahun.
  • Riwayat kesehatan keluarga dapat mempengaruhi risiko kanker prostat.

Bagaimana BPH dan Kanker Prostat Saling Terkait

Prostat yang Membesar dan Kanker Prostat: Pemahaman yang Perlu Diketahui Kanker prostat termasuk salah satu dari kanker yang paling umum di kalangan pria di Amerika Serikat. Sekitar satu dari sembilan pria akan didiagnosis mengidap kanker prostat selama hidupnya. Namun, gejala yang dialami tidak selalu berarti kanker. Banyak gejala kanker prostat juga bisa sama tersebut dengan kondisi prostat lainnya, salah satunya adalah prostat yang membesar, atau yang lebih dikenal dengan istilah hiperplasia prostat jinak (BPH).

Pentingnya Diagnosis Dini untuk Kesehatan Pria

BPH itu bukanlah kanker tetapi dapat memiliki gejala yang mirip, seperti urgensi dan frekuensi berkemih, aliran urine yang lemah, inkontinensia, serta rasa nyeri saat berkemih. Dr. Robert Dimitriou, seorang ahli urologi di Lansing Institute of Urology, mengungkapkan bahwa perubahan pada prostat adalah hal biasa seiring bertambahnya usia pria. “Namun, jika Anda mengalami perubahan yang signifikan pada gejala berkemih, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mengetahui apakah itu terkait BPH atau kondisi lain seperti kanker,” ujarnya.

Risiko dan Skrining Kanker Prostat pada Pria

Tingkat keparahan gejala BPH menentukan apakah perlunya perawatan. BPH bisa menyebabkan kandung kemih yang lemah dan berpotensi menyebabkan kebocoran urine, dan bisa berdampak serius seperti infeksi saluran kemih berulang atau batu kandung kemih. Kanker, di sisi lain, perlu dideteksi dan ditangani seawal mungkin agar memberikan hasil yang terbaik. Dr. Dimitriou menegaskan bahwa sementara BPH tidak meningkatkan risiko kanker prostat, perawatan rutin BPH bisa membantu mendeteksi kanker prostat lebih awal pada beberapa pria.

Rutin Melakukan Skrining Sangat Penting untuk Pria

Mengetahui risiko adalah langkah pertama dalam pencegahan, termasuk memahami riwayat kesehatan keluarga. Pria yang memiliki anggota keluarga yang didiagnosis dengan BPH atau kanker prostat berisiko lebih tinggi terhadap masalah prostat, terutama pria keturunan Afrika Amerika dan Hispanik. Dr. Dimitriou merekomendasikan agar pria mulai melakukan skrining prostat sekitar usia 50 tahun, namun bagi mereka yang berisiko tinggi, bisa mulai di usia 40 tahun. Hasil PSA yang tinggi mungkin muncul pada pria dengan BPH, tetapi bisa juga berarti kanker hadir.

Persiapan untuk Menghadapi Kanker Prostat

Jika hasil PSA tinggi, ahli bisa merekomendasikan biopsi prostat atau MRI untuk membantu menentukan keberadaan kanker. Dr. Dimitriou mengungkapkan bahwa sebagian besar pria dengan kanker prostat tidak menunjukkan gejala, sehingga tumor terdeteksi berkat kadar PSA yang abnormal. Maka, penting untuk terus melakukan skrining berkala dan berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan utama demi menurunkan risiko dan memastikan deteksi dini.

Kanker prostat adalah masalah kesehatan yang signifikan bagi pria, dan memahami perbedaan antara BPH dan kanker prostat sangat penting. Pelaksanaan skrining secara rutin serta kesadaran terhadap riwayat kesehatan keluarga dapat membantu deteksi dini. Akhirnya, jika ada gejala yang mengkhawatirkan, sangat disarankan untuk mencari nasihat medis.

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *