Survivabilitas Jangka Panjang Dicapai pada Melanoma Stadium III dengan Imunoterapi Pra-Bedah

Gambar ilustrasi simbol imunoterapi dengan kombinasi warna biru dan hijau, menggambarkan harapan dan keberhasilan pasien kanker.
  • 87% pasien dengan melanoma stadium III tetap hidup setelah empat tahun.
  • 80% pasien tidak mengalami kekambuhan setelah pengobatan imunoterapi.
  • 95% pasien dengan major pathologic response bebas dari kekambuhan.
  • Biomarker seperti TIGIT dan B7-H3 dapat memprediksi hasil pengobatan.
  • Pendekatan neoadjuvan menawarkan cara baru untuk penelitian klinis.

Hasil penelitian menunjukkan angka kelangsungan hidup tinggi

Hasil penelitian terbaru dari MD Anderson Cancer Center mengungkapkan bahwa 87% pasien melawan melanoma stadium III tetap hidup setelah empat tahun pengobatan pra-bedah menggunakan kombinasi imunoterapi inovatif, nivolumab dan relatlimab. Temuan ini diperoleh dari analisis jangka panjang sebuah uji klinis fase II yang baru saja diterbitkan di Journal of Clinical Oncology. Kombinasi ini ternyata memberikan manfaat jangka panjang, baik sebelum maupun setelah operasi, serta mengidentifikasi biomarker unik terkait hasil yang lebih baik dan potensi rendahnya kekambuhan.

Biomarker terkait kemungkinan kekambuhan lebih rendah

Dari 30 pasien yang terdaftar dalam studi ini, 80% tidak mengalami kekambuhan kanker setelah empat tahun. Bagi mereka yang menunjukkan respon signifikan, yang disebut major pathologic response, jumlah pasien tanpa kekambuhan bahkan lebih tinggi, mencapai 95%. Peneliti menyatakan bahwa jika imunoterapi dapat mengeliminasi sebagian besar tumor sebelum operasi, maka sistem imun pasien sudah cukup terlatih untuk menghadapi respons antitumor, sehingga mengurangi kemungkinan kekambuhan di kemudian hari. Memang, data ini memicu harapan baru.

Riset biomarker memberikan langkah baru untuk pengobatan

Elizabeth Burton, Ph.D., salah satu penulis senior penelitian ini, menjelaskan bahwa pendekatan neoadjuvan menjadi peluang besar untuk menilai dampak klinis terapi. Ini juga mendorong penelitian biomarker yang lebih dalam. Tim riset memfokuskan pada biomarker tertentu: TIGIT dan B7-H3. Dengan temuan ini, mereka optimis bahwa bisa ada cara baru untuk memprediksi respon pasien terhadap terapi di masa depan. Kerja sama dengan James P. Allison Institute di MD Anderson juga akan fokus menguji validitas biomarker ini.

Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi nivolumab dan relatlimab efektif untuk pasien melanoma stadium III dengan angka kelangsungan hidup yang tinggi. Temuan biomarker yang berkaitan dengan respons pasien menyoroti peluang untuk pengobatan yang lebih efektif di masa mendatang. Kerja sama lebih lanjut dalam penelitian biomarker diharapkan bisa membuka jalan bagi terapi baru dan strategi untuk mengurangi kekambuhan.

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *