Imunoterapi Meningkatkan Efektivitas Kemoterapi untuk Kanker Usus Besar Stadium 3

Ilustrasi penelitian kemoterapi dan imunoterapi untuk kanker usus besar dengan latar belakang laboratorium.
  • Penambahan imunoterapi menunjukkan pengurangan 50% risiko kekambuhan kanker.
  • Studi melibatkan 712 pasien dengan kanker usus besar stadium 3
  • Inhibitor checkpoint imun, atezolizumab, digunakan dalam penelitian ini.

Penambahan Imunoterapi Membawa Dampak Positif

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Mayo Clinic Comprehensive Cancer Center menunjukkan bahwa penambahan imunoterapi pada kemoterapi setelah operasi memberikan dampak positif yang signifikan pada pasien kanker usus besar stadium 3 dengan perbaikan genetik tertentu. Ini adalah berita baik bagi pasien yang menghadapi kenyataan memilukan dari diagnosis kanker ini, yang, meskipun sudah dikenal cukup baik, perlahan menghadapi kemajuan dalam perawatan. Kanker usus besar kini menjadi perhatian, karena diakui sebagai jenis kanker ketiga yang paling umum di AS. Hasil studi ini dibagikan pada pertemuan tahunan American Society of Clinical Oncology (ASCO) 2025 di Chicago, menunjukkan harapan baru dalam jenis perawatan ini.

Uji Klinis Menggugah Harapan Baru

Studi ini melibatkan 712 pasien kanker usus besar stadium 3 yang telah menjalani operasi dan menunjukkan adanya sel kanker di kelenjar getah bening. Salah satu hal menarik adalah 15% dari pasien memiliki fitur khusus yang dikenal sebagai perbaikan mismatch DNA (dMMR). Dalam uji klinis ini, pasien menerima inhibitor checkpoint imun bernama atezolizumab yang dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker secara lebih efektif. Tim dokter, dipimpin oleh Dr. Frank Sinicrope, menemukan bahwa kombinasi antara kemoterapi dan imunoterapi menurunkan risiko kekambuhan kanker hingga 50%. Ini benar-benar perubahan penting dalam cara kita menangani penyakit ini, yang sangat dihargai oleh pasien dan dokter.

Rekomendasi untuk Pengobatan Standar Baru

Dr. Sinicrope menegaskan bahwa rekomendasi untuk menjadikan kombinasi ini sebagai standar baru dalam pengobatan kanker usus besar stadium 3 menunjukkan kemajuan signifikan dalam upaya mengurangi kekambuhan dan meningkatkan peluang selamat pasien. Ada pandangan baru yang muncul tentang bagaimana imunoterapi dapat diterapkan pada tahap awal penyakit, yang diharapkan dapat memberikan manfaat lebih luas bagi pasien. Selain itu, penelitian ini juga melibatkan pasien dengan sindrom Lynch, bentuk kanker usus besar herediter yang menunjukkan dMMR. Ini semua menunjukkan bahwa penelitian dan pengembangan di bidang ini sedang berubah dan menjanjikan, jadi mari kita menunggu langkah selanjutnya dari Mayo Clinic.

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan kombinasi imunoterapi dengan kemoterapi dapat mengurangi risiko kekambuhan pada pasien kanker usus besar stadium 3 dengan dMMR. Dengan sepertiga pasien yang masih mengalami kekambuhan meskipun diobati dengan kemoterapi konvensional, ini adalah langkah besar yang menjanjikan. Penggunaan imunoterapi pada tahap awal penyakit terbukti efektif dan membawa harapan baru bagi banyak pasien.

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *