- Kematian kanker terkait obesitas meningkat tajam di AS.
- Obesitas dapat meningkatkan risiko 13 jenis kanker berat.
- Kenaikan lebih dari tiga kali lipat dalam kematian kanker terkait obesitas.
- Kematian lebih tinggi pada wanita dan orang dewasa lebih tua.
- Keterlibatan faktor sosial ekonomi berpengaruh pada kematian terkait obesitas.
Kematian Kanker Terkait Obesitas Meningkat Tajam Dr. Ahmed
Lonjakan Kematian Kanker Terkait Obesitas di AS Terjadi Secara Dramatis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian akibat kanker yang berkaitan dengan obesitas telah meningkat tajam dalam dua dekade terakhir, terutama di antara orang dewasa yang lebih tua, wanita, individu kulit hitam non-Hispanik serta mereka yang tinggal di daerah pedesaan. Dr. Faizan Ahmed, pejabat utama dari Jersey Shore University Medical Center, mengungkapkan bahwa kontribusi obesitas terhadap kematian terkait kanker selama waktu ini belum diukur secara sistematik. Ia mengatakan para klinisi harus menganggap obesitas tidak hanya sebagai risiko kardiovaskular atau metabolik, namun sebagai sebuah perhatian onkologis yang serius.
Analisis Menunjukkan Kenaikan Kematian Kanker Terkait Obesitas
Sebuah analisis yang mencakup data dari CDC menunjukkan bahwa 40% orang dewasa hidup dengan obesitas, yang meningkatkan risiko 13 jenis kanker yang menyumbang 40% dari total diagnosis kanker di AS setiap tahun. Jenis kanker ini termasuk adenokarsinoma esofagus, kanker payudara pasca-menopause, serta kanker kolorektal dan organ lainnya. Penelitian oleh Ahmed dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa angka kematian terkait obesitas selama dua dekade terakhir telah meningkat secara signifikan, dari 3,73 per juta pada tahun 1999 menjadi 13,52 per juta pada tahun 2020. Hal ini merupakan kenaikan lebih dari tiga kali lipat dalam angka kematian kanker terkait obesitas.
Pentingnya Kebijakan Pencegahan untuk Mengurangi Kematian Kanker
Ahmed menekankan pentingnya mengedukasi masyarakat mengenai hubungan antara obesitas dan kematian terkait kanker. Ia mencatat bahwa berbagai faktor sosial ekonomi dapat berkontribusi pada peningkatan kematian ini. Misalnya, perempuan mungkin mengalami diagnosis yang tertunda, sementara kelompok minoritas dapat menghadapi hambatan sistemik dalam akses ke perawatan kanker dan pengobatan obesitas. Untuk mengatasi masalah ini, dia menyarankan inisiatif kebijakan yang menggeser fokus dari pengelolaan ke pencegahan, termasuk akses universal ke program skrining kanker serta kampanye kesehatan masyarakat yang mendorong manajemen obesitas sebagai strategi pencegahan kanker.
Studi ini menunjukkan bahwa kematian terkait kanker akibat obesitas telah mengalami peningkatan yang signifikan, terutama di kalangan wanita dan individu di daerah pedesaan. Perhatian harus diberikan pada pentingnya pencegahan dan pengelolaan obesitas sebagai bagian integral dari strategi pencegahan kanker. Keterlibatan kebijakan publik dalam mendukung akses yang lebih baik ke perawatan dan pengobatan sangat diperlukan.