Peneliti Johns Hopkins merancang tes Esopredict untuk menilai risiko kanker esofagus pada pasien Barrett’s esophagus. Dengan mengukur metilasi DNA, dokter dapat lebih akurat memantau pasien berdasarkan risiko. Ini meningkatkan efisiensi dalam penanganan kondisi prakanker, dengan potensi mengurangi frekuensi endoskopi yang tidak perlu.
Peneliti dari Johns Hopkins Kimmel Cancer Center telah mengembangkan tes baru yang dikenal sebagai Esopredict. Tes ini membantu gastroenterolog dalam mengidentifikasi pasien dengan Barrett’s esophagus—kondisi prakanker akibat refluks asam—yang berisiko tinggi berkembang menjadi kanker esofagus atau displasia tinggi. Dengan mengukur perubahan metilasi DNA pada sampel biopsy, dokter bisa menentukan frekuensi pemantauan yang diperlukan untuk setiap pasien berdasarkan risiko mereka.
Dalam studi yang melibatkan 240 biopsi pasien Barrett’s esophagus dari enam pusat medis, ditemukan bahwa risiko keseluruhan untuk perkembangan neoplasma mencapai 5,1%. Pasien di kelompok risiko tertinggi memiliki kemungkinan 21,7% untuk mengembangkan displasia tinggi atau kanker esofagus, jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok dengan risiko rendah yang hanya 1,27%. Hasil penelitian ini telah diterbitkan di The American Journal of Gastroenterology dan test ini kini tersedia secara komersial.
“Tes ini diharapkan dapat membantu klinisi dalam mengarahkan pemantauan dan manajemen endoskopi sesuai dengan risiko masing-masing pasien,” ujar Stephen Meltzer, M.D., penulis senior studi ini. Sekitar 90% pasien dengan Barrett’s esophagus menjalani endoskopi setiap tiga sampai lima tahun, yang mungkin tidak cukup untuk mendeteksi perubahan neoplastik lebih awal.
Para dokter dapat lebih sering memeriksa pasien dengan skor Esopredict yang lebih tinggi, atau memperpanjang interval pemantauan bagi mereka dengan skor rendah. “Perubahan ini dapat menekan biaya perawatan kesehatan, komplikasi prosedur endoskopi, dan kecemasan pasien,” tambah Meltzer. Pengujian dilakukan pada kumpulan biopsi yang diambil sebelumnya dari 209 pasien di beberapa institusi terkenal.
Pengembangan tes Esopredict oleh Johns Hopkins Kimmel Cancer Center menyediakan metode baru untuk mengevaluasi risiko kemajuan pasien dengan Barrett’s esophagus. Tes ini memperlihatkan efektivitas dalam memprediksi perkembangan kanker esofagus dan dapat membantu dokter merencanakan pengelolaan pasien secara lebih tepat. Diharapkan, ini akan mengurangi jumlah intervensi yang tidak perlu dan meningkatkan hasil kesehatan.
Sumber Asli: www.hopkinsmedicine.org