Kanker otak, khususnya glioma, sulit diobati karena kemampuan sel myeloid menekan sistem imun. Penelitian baru menemukan empat program ekspresi gen pada sel myeloid yang berperan dalam respon imun, dengan dua bersifat imunosupresif. Dexamethasone dapat mengurangi efektivitas imunoterapi, dan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengobatan kanker otak melalui pemahaman lebih lanjut tentang sel myeloid.
Kanker otak, terutama glioma, sangat sulit diobati karena kemampuannya untuk menekan respon imun. Penelitian baru dari Broad Institute dan Dana-Farber Cancer Institute menemukan bahwa hampir 200.000 sel imun, khususnya sel myeloid, memiliki peran kunci dalam respon imun. Penelitian ini mengidentifikasi empat program ekspresi gen yang memengaruhi aktifitas imun, dengan dua diantaranya bersifat imunosupresif. Selain itu, obat dexamethasone yang sering digunakan pada pasien kanker otak dapat mengurangi efektivitas imunoterapi dengan memicu salah satu program tersebut.
Tim penelitian berfokus pada sel myeloid karena mendominasi hingga setengah komposisi sel tumor otak. Dengan menggunakan teknik RNA sequencing sel tunggal, mereka menganalisis 85 penyakit glioma. Metode baru ini memungkinkan peneliti memperhatikan pola ekspresi gen yang lebih mendalam dalam sel myeloid. Hasilnya menunjukkan, pada tumor lanjut, terdapat dua program yang dapat menekan sistem imun dan mengurangi kemampuannya melawan kanker.
Salah satu program imunosupresif terdeteksi pada pasien yang telah menggunakan dexamethasone. Walaupun sebelumnya diketahui bahwa dexamethasone memiliki efek imunosupresif, penelitian ini menyoroti dampaknya yang signifikan pada sel myeloid. Para peneliti berharap temuan ini mendorongpercobaan lebih lanjut untuk menemukan cara lain mengatasi edema otak serta mendesain uji klinis berdasarkan hasil baru ini.
Para peneliti juga menciptakan organoid dari tumor pasien dan menemukan bahwa sel myeloid dalam kultur tersebut tetap mengekspresikan program imunosupresif bahkan setelah pengobatan dihentikan. Temuan ini menunjukkan bahwa efek dexamethasone bisa berlangsung lama, bahkan jika diberikan dalam jangka pendek. Selain itu, mereka mengidentifikasi molekul sinyal selular yang dapat memengaruhi ekspresi program imunosupresif lainnya.
Miller berharap bahwa melalui manipulasi program-program ini dengan obat, efektivitas imunoterapi dapat ditingkatkan untuk pasien kanker otak. Penelitian ini menekankan pentingnya mempertimbangkan peran sel myeloid dan menginspirasi penelitian lebih lanjut pada tumor dan populasi pasien lainnya.
Penelitian terbaru menunjukkan tantangan besar dalam pengobatan kanker otak, khususnya glioma, yang disebabkan oleh kemampuan sel myeloid menekan respon imun. Dengan mengidentifikasi program ekspresi gen yang berpengaruh, tim peneliti berharap dapat mengembangkan terapi baru yang lebih efektif. Dexamethasone, meskipun sering digunakan, berpotensi mengurangi efektivitas imunoterapi, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mencari alternatif pengobatan.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com