Dr. Alexander Spira membagikan temuan dari studi PAPILLON yang menunjukkan efektivitas amivantamab-vmjw dalam mengobati NSCLC dengan mutasi EGFR ekspon 20. Obat ini ditambahkan ke rejimen kemoterapi yang ada untuk memberikan hasil kelangsungan bebas progresi yang lebih baik. Fokus utama penelitian ini adalah pada kewajiban penggunaan biomarker untuk pasien dengan prognosis buruk.
Dr. Alexander Spira, MD, PhD, FACP, membahas percobaan PAPILLON yang meneliti efektivitas amivantamab-vmjw (Rybrevant) pada pasien dengan mutasi ekspon 20 EGFR positif pada kanker paru non-sel kecil (NSCLC). Trial ini menunjukkan amivantamab bersama carboplatin dan pemetreksed menghasilkan peningkatan signifikan dalam kelangsungan bebas progresi (PFS) dibandingkan dengan kombinasi carboplatin dan pemetreksed.
Di bawah ini adalah ringkasan dari aspek-aspek penting percobaan ini:
– PAPILLON adalah penelitian lanjutan, dengan metode dan desain yang berfokus pada pasien baru terdiagnosis.
– Percobaan ini juga mencari tahu efektivitas obat pada pasien dengan mutasi p53 dan deteksi DNA tumor sirkulasi yang positif, yang biasanya berkorelasi dengan prognosis negatif.
– Hasil dari studi ini menekankan pentingnya amivantamab dalam pengobatan kanker paru dengan mutasi spesifik ini.
Percobaan PAPILLON menunjukkan amivantamab sebagai pilihan pengobatan yang efektif untuk pasien dengan mutasi ekspon 20 dalam konteks kanker paru non-sel kecil. Hasil penelitian membuktikan bahwa kombinasi amivantamab dengan kemoterapi lainnya dapat meningkatkan kelangsungan hidup, khususnya bagi pasien dengan faktor risiko tinggi. Penggunaan alat biomarker seperti DNA tumor sirkulasi dapat menjadi panduan dalam merencanakan terapi yang lebih efektif.
Sumber Asli: www.targetedonc.com