Laporan terbaru menunjukkan bahwa kanker payudara, meskipun umum di seluruh dunia, memiliki tingkat kelangsungan hidup yang berbeda secara drastis berdasarkan lokasi. Negara berpenghasilan rendah dan menengah mengalami kematian lebih tinggi karena kurangnya akses pada deteksi dini dan pengobatan. Dalam 2022, terdapat 2,3 juta kasus baru dengan 670.000 kematian global.
Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum pada wanita di seluruh dunia, namun tingkat kelangsungan hidup sangat bervariasi tergantung lokasi. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa meskipun negara kaya memiliki lebih banyak diagnosis, negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah mengalami tingkat kematian yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan dalam deteksi dini dan pilihan pengobatan.
Studi ini, diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine, memberikan gambaran komprehensif tentang tren kanker payudara dan ketidaksamaan di berbagai negara. Peneliti termasuk Miranda Fidler-Benaoudia dari Alberta Health Services mencatat dampak global kanker payudara di tahun 2022 dan proyeksi untuk 2050 di 185 negara. Analisis mencakup tren selama sepuluh tahun terakhir.
Pada tahun 2022, ada 2,3 juta kasus baru dan 670.000 kematian akibat kanker payudara secara global. Namun, tingkat kematian jauh lebih tinggi di kawasan miskin. Misalnya, wanita di bawah 50 tahun dari negara berpenghasilan rendah empat kali lebih mungkin meninggal akibat kanker payudara dibandingkan di negara berpenghasilan tinggi.
Studi ini menekankan pentingnya akses terhadap deteksi dini dan pengobatan kanker payudara, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Ada kebutuhan mendesak untuk menerapkan kebijakan kesehatan yang lebih baik untuk mengurangi kesenjangan dalam kelangsungan hidup kanker ini.
Sumber Asli: www.nature.com