Penelitian oleh Kimura et al. menemukan bahwa risiko kanker kolorektal berbeda di antara subkelompok penyakit hati steatosis. Risiko paling tinggi ditemukan pada pasien dengan penyakit hati alkohol. Penelitian ini menunjukkan pentingnya skrining kanker kolorektal pada kelompok berisiko tinggi untuk meningkatkan deteksi dini dan hasil pengobatan.
Penelitian terbaru oleh Kimura et al. dalam Clinical Gastroenterology and Hepatology menunjukkan bahwa risiko kanker kolorektal bervariasi di antara subkelompok penyakit hati steatosis, dengan risiko yang lebih tinggi pada pasien dengan penyakit hati alkohol. Penyakit hati steatosis, yang mencakup nonalkoholik dan alkoholik, kini diakui sebagai kondisi heterogen yang berkaitan dengan disfungsi metabolik, diabetes, dan obesitas, sehingga meningkatkan risiko kanker dan penyakit kardiovaskular.
Dalam studi populasi nasional ini, peneliti membandingkan insiden kanker kolorektal antara pasien dengan penyakit hati steatosis dan individu tanpa penyakit hati. Setelah lama tindak lanjut 4,5 tahun, ditemukan 0,19% pasien didiagnosis kanker kolorektal. Risiko kanker kolorektal 1,73 kali lebih tinggi pada pasien dengan penyakit hati alkohol, 1,36 kali lebih tinggi dengan penyakit hati steatosis terkait disfungsi metabolik dengan peningkatan konsumsi alkohol, dan 1,28 kali lebih tinggi pada mereka dengan penyakit hati steatosis terkait disfungsi metabolik.
Hasil penelitian ini menunjukkan perlunya skrining kanker kolorektal yang komprehensif dan stratifikasi risiko berbasis definisi baru penyakit hati. Perbedaan risiko kanker di antara subkelompok berbeda mungkin berkaitan dengan patologi mendasar dan interaksi dengan komorbiditas lain. Alkohol dapat memicu perkembangan kanker kolorektal melalui metabolit beracun, stres oksidatif, dan kerusakan DNA, sementara kondisi metabolik dapat meningkatkan peradangan dan resistensi insulin.
“Temuan kami didasarkan pada data dari sekitar 6,38 juta individu, memberikan bukti kuat tentang efek individual dan sinergis dari alkohol dan disfungsi metabolik terhadap risiko kanker kolorektal. Program skrining yang ditargetkan bagi kelompok berisiko tinggi, seperti pasien dengan penyakit hati alkohol dan penyakit hati steatosis terkait disfungsi metabolik, sangat penting untuk deteksi dini kanker kolorektal dan mengurangi kematian terkait kanker kolorektal,” kata Dr. Kimura.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan risiko kanker kolorektal di antara subkelompok penyakit hati steatosis. Penekanan pada pentingnya skrining dan stratifikasi risiko berdasarkan kategori baru penyakit hati diperlukan untuk meningkatkan hasil bagi pasien. Lebih jauh, memahami interaksi antara alkohol dan disfungsi metabolik dapat membantu memfokuskan upaya untuk pencegahan dan deteksi dini kanker kolorektal.
Sumber Asli: ascopost.com