Risiko Kanker Akibat Tato: Penelitian Mengungkap Bahayanya

Studi terbaru menyatakan bahwa tato dapat meningkatkan risiko kanker kulit dan limfoma. Tinta tato dapat mengalir melalui darah dan menumpuk di kelenjar getah bening, menyebabkan peradangan. Penelitian menunjukkan risiko 62% lebih tinggi untuk individu bertato. Ukuran tato juga berpengaruh terhadap risiko, di mana semakin besar ukuran tato, semakin tinggi risikonya.

Tato sebagai bentuk ekspresi diri semakin populer, tetapi mungkin membawa risiko kesehatan. Menurut studi terbaru yang dipimpin oleh Signe Bedsted Clemmensen dari Universitas Denmark Selatan, tinta tato dapat meningkatkan risiko kanker kulit dan limfoma. Banyak orang yang memiliki tato tidak menyadari konsekuensi kesehatan jangka panjang yang ditimbulkan oleh tinta tato.

Studi ini melibatkan analisis data dari dua penelitian berbeda—satu tentang 316 pasangan kembar dan satu lagi melibatkan 2,367 kembar yang lahir antara 1960 dan 1996. Penelitian ini juga mempertimbangkan faktor genetik dan lingkungan yang dapat memengaruhi hasil kesehatan terkait tato.

Dalam studi tersebut, para peneliti menemukan risiko kanker kulit 62% lebih tinggi pada individu bertato dibandingkan yang tidak bertato. Ukuran tato juga berpengaruh; semakin besar tato, semakin tinggi risiko kanker. “Ini menunjukkan bahwa semakin besar tato dan semakin lama keberadaannya, semakin banyak tinta yang terakumulasi di kelenjar getah bening,” kata Signe Bedsted Clemmensen.

Mengapa tato berbahaya? Tinta tidak hanya terletak di kulit, namun juga dapat migrasi ke dalam aliran darah dan mengakumulasi di kelenjar getah bening. Pigmen dari tinta tato dapat memicu peradangan, yang meningkatkan risiko pertumbuhan sel abnormal. Tinta hitam, yang umum digunakan dalam tato, mengandung partikel jelaga yang bersifat karsinogenik.

Penelitian ini menunjukkan adanya risiko kesehatan dari tato, termasuk kemungkinan peningkatan risiko kanker kulit dan limfoma. Ukuran tato berhubungan langsung dengan tingkat risiko tersebut. Penting bagi calon penerima tato untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang pada kesehatan. Tato mungkin menjadi bentuk ekspresi diri yang populer, namun sadar akan risikonya dapat membantu individu membuat pilihan yang lebih bijak.

Sumber Asli: www.hindustantimes.com

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *