Studi menemukan satu dari enam pasien dalam uji klinis fase 2 kanker menerima pengobatan yang disetujui FDA. Dari total 25.002 partisipan, sekitar 16,2% mendapatkan terapi yang maju ke persetujuan. Dengan mempertimbangkan rekomendasi off-label, angka ini meningkat menjadi 19,4%.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa satu dari enam pasien dalam uji klinis kanker fase 2 menerima pengobatan yang akhirnya disetujui. Penelitian ini dipublikasikan pada 25 Februari di Journal of the National Cancer Institute. Para peneliti, yang dipimpin oleh Charlotte Ouimet dari McGill University, menganalisis kemungkinan pasien menerima perawatan yang maju ke persetujuan FDA. Sampel yang diteliti berasal dari 400 percobaan antara 1 November 2012 hingga 1 November 2015.
Temuan menunjukkan bahwa 16,2% dari 25.002 pasien dalam 608 kelompok pengobatan menerima terapi yang disetujui oleh FDA. Jika mempertimbangkan rekomendasi off-label dari National Comprehensive Cancer Network, proporsi tersebut meningkat menjadi 19,4%. Namun, penurunan terjadi menjadi 9,3% untuk rejimen yang disetujui FDA dan dianggap memberikan manfaat klinis substansial oleh European Society for Medical Oncology.
Analisis mencatat bahwa tidak ada perbedaan statistik yang signifikan berdasarkan kelas obat, tahap percobaan, atau sponsor. Para peneliti juga menekankan bahwa banyak materi edukasi menjelaskan bahwa uji klinis menawarkan kesempatan menerima pengobatan masa depan, dan penelitian ini menunjukkan bahwa memasuki fase 2 memberikan peluang satu banding enam untuk menerima pengobatan yang kemudian disetujui.
Kesimpulannya, penelitian menunjukkan bahwa partisipasi dalam uji klinis kanker fase 2 dapat meningkatkan peluang pasien untuk menerima terapi yang disetujui FDA. Dengan 16,2% pasien mendapatkan pengobatan yang disetujui, dan peluang meningkat dengan opsi off-label, penting untuk menggambarkan informasi ini bagi calon peserta uji klinis.
Sumber Asli: www.hematologyadvisor.com