MU School of Medicine diusulkan oleh National Cancer Institute untuk penelitian pencegahan kanker melalui sistem imun. Penelitian ini dipimpin oleh Haval Shirwan dan Esma Yolcu yang sedang mengembangkan molekul untuk melawan sel prakanker. Mereka mendapatkan hampir $3,8 juta untuk riset yang berpotensi mengubah pendekatan pengobatan kanker di masa depan.
Universitas MU merupakan satu dari empat institusi di AS yang mendapatkan pendanaan dari National Cancer Institute (NCI) untuk penelitian tentang aktivasi sistem imun dalam memerangi kanker. Peneliti Haval Shirwan dan Esma Yolcu sedang mengembangkan molekul yang melatih sistem imun untuk mengenali dan melawan sel-sel prakanker, dengan tujuan menghambat perkembangan kanker. NCI memberikan hampir $3,8 juta dalam lima tahun untuk mempercepat penelitian ini ke tahap uji klinis manusia.
Molekul ini telah menunjukkan kemampuannya dalam merangsang sel imun untuk mengidentifikasi sel kanker dan prakanker, sementara penelitian mereka saat ini lebih fokus pada pencegahan kanker paru-paru dan serviks pada tikus. “Kebanyakan pasien mengalami kekambuhan setelah perawatan awal karena kanker sudah mengakar dalam tubuh,” ungkap Shirwan. Memfokuskan pada pencegahan kanker dapat mengurangi kebutuhan pasien akan perawatan standar seperti radiasi dan kemoterapi.
Bersama dengan lembaga lain seperti Universitas Emory dan Harvard Medical School, Shirwan dan Yolcu akan berkolaborasi secara rutin dengan NCI untuk berbagi kemajuan dan mengatasi kendala yang ada. Menurut Yolcu, jika molekul ini berhasil dalam uji klinis manusia, dapat mengubah cara dokter mengobati pasien yang berisiko tinggi terhadap kanker. “Ini bisa jadi dosis tunggal atau diulang untuk menjaga sistem imun siap menghadapi kelainan.”
Selama dua tahun pertama pendanaan, tim peneliti berencana untuk memperluas model penelitian pada tikus. Mereka berharap dapat menunjukkan efektivitas molekul ini pada model praklinis yang menyerupai perkembangan kanker pada manusia. “Saya sangat bersemangat dengan temuan ini,” ujar Shirwan, menekankan bahwa penelitian ini dapat menempatkan MU sebagai pionir inovasi dalam bidang imunoprevensi kanker.
Fokus penelitian onkologi semakin beralih dari penanganan kanker pasca diagnosa ke upaya pencegahan. Kanker sering kali terdeteksi setelah kondisinya parah, sehingga dukungan sistem imun dalam mencegah kanker menjadi penting. Penelitian yang sedang dilakukan oleh tim di MU berupaya membuat pendekatan baru untuk melatih sistem imun agar mendeteksi dan mencegah perkembangan sel kanker.
Ris penelitian yang dilakukan oleh Haval Shirwan dan Esma Yolcu di MU berpotensi untuk menciptakan cara baru dalam pencegahan kanker melalui pemanfaatan sistem imun. Dengan dukungan dana dari NCI, mereka sedang mengeksplorasi molekul yang dapat mendeteksi sel kanker lebih awal. Jika berhasil, temuan ini bisa mengubah cara penanganan pasien berisiko tinggi.
Sumber Asli: medicine.missouri.edu