Studi menunjukkan ChatGPT kompetitif dalam menjawab pertanyaan tentang onkologi radiasi dibandingkan pakar. Ini membantu mengurangi beban kerja klinis dan mengedukasi pasien, meskipun perlu kehati-hatian terhadap terminologi kompleks yang digunakan. Proyek lanjutan akan mengembangkan aplikasi AI untuk pertanyaan pasien.
Sebuah studi kecil menunjukkan bahwa ChatGPT mampu menjawab pertanyaan mengenai onkologi radiasi sama baiknya atau lebih baik dari para profesional berlisensi. Hasil ini dapat membantu mengurangi beban dan kelelahan pada dokter seiring meningkatnya jumlah kasus kanker. Peneliti dari Northwestern Medicine menemukan bahwa jawaban ChatGPT untuk 115 pertanyaan umum tentang radioterapi atau kemoterapi berkualitas tinggi, sering kali menjelaskan konsep yang kompleks dengan cara yang lebih mudah dipahami. Namun, beberapa jawaban menggunakan jargon medis yang sulit dipahami, diungkapkan oleh para peneliti sebagai bentuk kekhawatiran.
Dalam dunia medis, semakin banyak profesional yang menyarankan penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan diagnosis dan prognosis kanker. Studi menunjukkan bahwa AI dapat membantu mengurangi kesalahan diagnosis dan meningkatkan tingkat deteksi kanker, meskipun penggunaan AI dalam perawatan kanker masih memiliki tantangan dan pertimbangan etis yang harus diatasi. Setiap tahun, sekitar 650.000 pasien kanker di AS membutuhkan perawatan melalui radioterapi, menunjukkan pentingnya inovasi di bidang onkologi.
Kecerdasan buatan seperti ChatGPT menunjukkan potensi dalam membantu menjawab pertanyaan pasien mengenai perawatan onkologi radiasi. Meskipun menyediakan informasi yang berguna, penting untuk memperhatikan aspek kejelasan dalam penyampaian informasi medis. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan aplikasi AI yang dapat mendukung baik pasien maupun profesional medis dalam pengambilan keputusan.
Sumber Asli: www.forbes.com