Kemajuan dalam Penelitian Kanker Paru-Paru

Penelitian kanker paru terbaru yang didanai NCI menunjukkan kemajuan dalam pemahaman, deteksi, dan pengobatan. Metode seperti pemindaian CT dan penelitian biomarker sedang dieksplorasi untuk deteksi dini, sementara pilihan pengobatan mencakup imunoterapi dan terapi target untuk meningkatkan hasil. Program penelitian NCI terus mendukung upaya ini dengan inisiatif baru.

Peneliti yang didanai NCI tengah meningkatkan pemahaman tentang pencegahan, deteksi, dan pengobatan kanker paru-paru, terutama kanker paru-paru tidak kecil (NSCLC). Berbagai perbaikan telah dicapai dalam mengidentifikasi perubahan genetik yang memicu pertumbuhan kanker paru-paru. Artikel ini membahas kemajuan klinis, program pendukung NCI, dan temuan penelitian terbaru.

Berbagai metode untuk deteksi dini kanker paru-paru sedang diteliti, termasuk pemindaian CT. National Lung Screening Trial (NLST) menunjukkan pemindaian CT dosis rendah dapat digunakan untuk skrining pada perokok berat berusia 50-80 tahun dengan riwayat merokok 20 paket tahun atau lebih. Medical groups kini merekomendasikan skrining meski pasien sudah berhenti merokok.

Peneliti juga mengembangkan tes darah dan dahak untuk deteksi dini kanker paru. Dua area penelitian aktif mencakup: analisis sampel darah untuk menemukan sel tumor atau penanda molekuler, dan pemeriksaan sampel dahak untuk sel abnormal atau penanda yang memerlukan tindak lanjut lebih lanjut.

Menggunakan pembelajaran mesin, peneliti menciptakan program berbasis komputer untuk mengidentifikasi kanker dalam pemindaian CT dengan akurasi tinggi, melebihi kemampuan radiolog dan patolog. Satu studi AI mencatat akurasi diagnosis dua jenis kanker paru mencapai 97%.

Pilihan pengobatan kanker paru meliputi operasi, radiasi, kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi. Peneliti terus mencari opsi baru, dengan imunoterapi dan terapi target menunjukkan manfaat yang signifikan. Semua pasien NSCLC disarankan untuk dites biomarker untuk memilih perawatan terbaik.

Kanker paru stadium awal sering diobati dengan operasi, dengan penelitian yang berfokus untuk meningkatkan keamanan dan efektivitasnya. Uji klinis terbaru menunjukkan pengangkatan sebagian lobus yang terlibat pada pasien bisa sama efektifnya dengan pengangkatan seluruh lobus.

Imunoterapi digunakan untuk menunjang sistem kekebalan tubuh melawan kanker di semua tahap NSCLC. Beberapa imunoterapi baru, seperti atezolizumab dan pembrolizumab, telah disetujui FDA sebagai pengobatan adjuvant setelah operasi.

Terapi target kini digunakan untuk pengobatan kanker paru dengan perubahan genetik tertentu, seperti penghambat ALK yang efektif untuk 5% pasien NSCLC. Lorlatinib menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan crizotinib dalam memperlambat progresi kanker paru, terutama yang telah bermetastasis ke otak. Alectinib juga disetujui sebagai terapi adjuvant untuk pasien stadium lebih awal.

Penghambat EGFR dan ROS1 diakui mampu menangani perubahan genetik spesifik dalam NSCLC. Osimertinib terbukti memperpanjang waktu tanpa progresi penyakit pada pasien yang tidak bisa dioperasi. Pada tahun 2023, FDA menyetujui repotrectinib sebagai terapi awal untuk NSCLC dengan fusi ROS1.

Beberapa program riset NCI, seperti Pragmatica-Lung Study, bertujuan untuk meningkatkan hasil pengobatan kanker paru. ALCHEMIST dan Lung MAP merupakan inisiatif yang menilai efektivitas terapi berbasis genetik setelah perawatan awal. Konsorsium Kanker Paru Sel Kecil bekerja untuk mempercepat kemajuan penelitian dalam pendekatan baru.

Berita terbaru mengenai riset kanker paru mencakup berbagai studi mengenai pengurangan stigma, hasil pengobatan lorlatinib dan durvalumab, serta pengembangan terapi baru untuk pasien dengan ROS1 fusi.

Penelitian kanker paru-paru menunjukkan kemajuan signifikan dalam deteksi dan pengobatan, termasuk imunoterapi dan terapi target. Peneliti terus mencari metode baru untuk mendeteksi dan merawat kanker paru, dengan fokus pada pengobatan yang lebih aman dan lebih efektif. Program penelitian yang didukung NCI berperan penting dalam mempercepat inovasi dalam perawatan penyakit ini.

Sumber Asli: www.cancer.gov

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *