Peneliti Auckland Dapatkan Dana $1,5 Juta untuk Studi Nutrisi Kanker Anak

Dr. Amy Lovell memperoleh dana $1.35 juta untuk penelitian nutrisi anak dengan kanker di Aotearoa. Penelitian ini bertujuan mengembangkan pedoman nutrisi nasional dan mengeksplorasi dampak malnutrisi terhadap tingkat kelangsungan hidup anak. Sebagian besar anak menderita malnutrisi selama perawatan kanker, yang dapat berdampak negatif pada hasil pengobatan mereka.

Seorang peneliti Auckland, Dr. Amy Lovell, mendapatkan dana sebesar $1.35 juta dari Health Research Council untuk penelitian mengenai peran nutrisi dalam meningkatkan tingkat kelangsungan hidup anak yang menderita kanker. Setiap tahun, sekitar 150 anak di Aotearoa didiagnosis kanker, dan meski lebih dari 85 persen dari mereka bertahan hidup, kanker tetap merupakan penyebab utama kematian anak-anak di negara ini.

Dr. Lovell, yang juga merupakan dosen senior di Universitas Auckland dan bekerja paruh waktu sebagai dietisien onkologi pediatrik di Starship Blood and Cancer Centre, merasakan pentingnya pedoman nasional mengenai nutrisi. Ia menginginkan pendekatan yang lebih baik mengenai nutrisi selama perawatan kanker, karena saat ini tidak ada pedoman baku di Aotearoa, sehingga sering terjadi pertentangan dengan tenaga medis lainnya.

Melalui penelitian ini, ia akan menggunakan basis data nasional sekitar 2500 pasien kanker berusia di bawah 14 tahun, untuk menganalisis dampak malnutrisi pada tingkat kelangsungan hidup anak. Salah satu aspek pentingnya adalah mewawancarai 20 hingga 30 keluarga untuk memahami tantangan dan pengalaman mereka dalam pengaturan nutrisi selama dan setelah perawatan kanker.

Perawatan kanker sering menyebabkan mual pada anak-anak dan mengakibatkan sariawan di mulut, yang dapat mempengaruhi nafsu makan. Lebih dari 90 persen anak yang menjalani perawatan mengalami malnutrisi, dan beberapa memerlukan pemberian nutrisi tambahan melalui selang nasogastrik. Rendahnya berat badan dapat meningkatkan risiko efek samping dari pengobatan, menyebabkan penundaan dalam jadwal kemoterapi.

Sekitar 20 persen anak yang didiagnosis kanker mengalami kelebihan berat badan, dan angkanya dapat meningkat dua kali lipat setelah perawatan. Nutrisi yang tepat sangat penting, di mana anak-anak perlu mengonsumsi lebih banyak makanan kaya nutrisi seperti buah, sayuran, dan biji-bijian, serta mengurangi makanan cepat saji dan manis.

Pada tahap ketiga proyek, Lovell dan timnya akan mengembangkan pedoman nutrisi nasional untuk anak-anak dengan kanker, bekerja sama dengan peneliti kesehatan Māori dari Waikato. Pedoman ini akan memuat informasi tentang pilihan makanan yang baik selama perawatan dan saat anak membutuhkan dukungan nutrisi intensif, seperti selang nasogastrik.

Penelitian tentang nutrisi pada anak penderita kanker adalah area yang kurang diperhatikan tetapi sangat penting. Di Aotearoa, kanker adalah penyebab utama kematian di kalangan anak-anak, namun dengan dukungan nutrisi yang baik, tingkat kelangsungan hidup dapat meningkat. Dr. Lovell berupaya mengisi kekosongan dalam pedoman nutrisi yang ada, dan mengembangkan solusi berbasis bukti untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak yang menghadapi penyakit ini.

Dr. Amy Lovell berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan anak-anak yang menderita kanker melalui penelitian mengenai nutrisi. Dengan mendapatkan dana penelitian yang signifikan, dia bertujuan untuk mengembangkan pedoman nutrisi yang mendukung kelangsungan hidup anak dan memberikan solusi nyata untuk tantangan yang dihadapi keluarga. Penelitian ini berpotensi membawa perubahan besar bagi perawatan kacang di Aotearoa dan menjadi contoh bagi negara lain.

Sumber Asli: www.rnz.co.nz

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *