ACG memperingatkan bahwa keputusan Mahkamah Agung AS dapat mengancam akses ke skrining kanker kolorektal. Jutaan orang mungkin kehilangan akses ke perawatan yang penting, terutama di kalangan populasi muda. Mandat ACA telah menghilangkan biaya tambahan untuk skrining, yang memperburuk risiko rendahnya angka skrining.
American College of Gastroenterology (ACG) memperingatkan bahwa jutaan orang Amerika mungkin kehilangan akses ke skrining kanker kolorektal yang vital. Mereka meminta Mahkamah Agung AS untuk mempertahankan kewenangan US Preventive Services Task Force (USPSTF) dalam memandu cakupan perawatan preventif di bawah Affordable Care Act (ACA). Dalam sebuah dokumen amicus, ACG menjelaskan potensi konsekuensi terbatasnya peran USPSTF terhadap perawatan pasien dan kesehatan masyarakat.
Kanker kolorektal adalah penyebab kematian kanker kedua terbesar di AS, dan kini semakin banyak menyerang orang dewasa muda. Riset menunjukkan bahwa insidensi kanker kolorektal pada usia di bawah 55 tahun hampir dua kali lipat dalam dekade terakhir. Momen ini sangat kritis mengingat meski insiden secara keseluruhan turun hampir 50% berkat skrining, kanker kolorektal awal diprediksi akan menjadi penyebab utama kematian kanker pada usia 20 hingga 49 tahun pada 2030.
Mandat layanan pencegahan ACA telah menghilangkan biaya tambahan untuk skrining, yang mengurangi hambatan aksesibilitas. Biaya dari kantong sendiri sering kali menghalangi pasien, terutama yang berpendapatan rendah. Jika Mahkamah Agung mendukung putusan pengadilan yang lebih rendah, ACG memperingatkan bahwa angka skrining bisa turun, menyebabkan lebih banyak diagnosis tahap lanjut dan meningkatkan angka kematian.
ACG menekankan betapa pentingnya skrining kanker kolorektal dalam penyelamatan nyawa. Skrining ini mencakup kolonoskopi dan tes non-invasif yang dapat mendeteksi tanda-tanda peringatan sebelum kanker kolorektal berkembang. Keputusan Mahkamah Agung yang berlangsung musim semi ini akan menilai validitas USPSTF dan rekomendasinya di bawah ACA.
Pentingnya skrining kanker kolorektal tidak bisa diabaikan, terutama dalam konteks keputusan Mahkamah Agung AS yang bisa memengaruhi akses dan cakupan perawatan preventif. ACG memfokuskan perhatian pada risiko kehilangan akses yang dapat mengakibatkan meningkatnya kematian akibat kanker kolorektal, khususnya di kalangan populasi muda. Perlunya menjaga peran USPSTF dalam menentukan panduan skrining sangat krusial untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Sumber Asli: www.ajmc.com