Manfaat Aspirin dalam Mencegah Penyebaran Kanker

Aspirin memiliki potensi untuk mencegah penyebaran kanker dengan meningkatkan respons imun. Penelitian menunjukkan aspirin mengurangi TXA2, memungkinkan sel T menghancurkan sel kanker. Uji klinis pada manusia sedang dilakukan untuk menilai efektivitasnya, sambil memperhatikan efek samping yang mungkin terjadi.

Sekitar setengah dari populasi akan didiagnosis dengan kanker pada suatu titik dalam hidup mereka, biasanya di usia lanjut. Kanker yang terlokalisasi lebih mudah diobati, tetapi sel kanker dapat menyebar ke bagian lain tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa aspirin dapat membantu mencegah metastasis dengan meningkatkan respons imun tubuh. Dalam studi pada tikus, aspirin membantu sel imun menghancurkan sel kanker yang menyebar.

Riset sedang digalakkan pada manusia untuk menguji apakah aspirin atau obat yang menargetkan jalur yang sama dapat membantu menghentikan atau menunda kembalinya kanker. Menurut Cancer Research UK, setengah dari orang yang didiagnosis kanker di Wales dan Inggris dapat bertahan setidaknya 10 tahun setelah diagnosis. Tingkat kel存生 ini lebih tinggi untuk beberapa kanker umum, dengan data dari 2013-2017 menunjukkan lebih dari tiga perempat pasien kanker payudara atau prostat masih hidup 10 tahun kemudian.

Penelitian terbaru dari Universitas Cambridge menemukan bahwa aspirin dapat mencegah penyebaran beberapa jenis kanker. Obat ini mengurangi faktor clotting, thromboxane A2 (TXA2), yang menghambat sel T imun. Dengan berkurangnya TXA2, sel T dapat menghancurkan sel kanker yang menyebar. Nilesh Vora, MD, menekankan pentingnya studi ini dalam memahami pencegahan kekambuhan kanker.

Para ilmuwan mencatat bahwa saat kanker mulai menyebar, ada jendela terapeutik di mana sel kanker sangat rentan terhadap serangan imun. Penelitian menemukan 15 gen yang berpengaruh pada metastasis pada tikus. Salah satu gen, ARHGEF1, yang menekan sel T penghancur sel kanker, diaktifkan oleh TXA2. Aspirin diketahui dapat menghambat produksi TXA2, sehingga meningkatkan kemampuan sel T.

Dalam model melanoma, tikus yang diberi aspirin mengembangkan lebih sedikit metastasis. Jie Yang, PhD, menyatakan penemuan TXA2 sebagai sinyal molekuler yang aktif mempengaruhi sel T. Ia juga menyoroti potensi aspirin sebagai alternatif terapi yang lebih terjangkau dan dapat diakses secara global. Namun, aspirin juga memiliki efek samping dan tidak cocok untuk semua orang. Efek samping umum meliputi iritasi lambung dan mual.

Anton Bilchik, MD, PhD, mengingatkan bahwa temuan ini perlu divalidasi dalam uji klinis dengan partisipan manusia. Uji klinis saat ini sedang dilakukan bersama Ruth Langley, MD, untuk menentukan apakah aspirin dapat menghentikan atau menunda kembalinya kanker stadium awal. Langley juga menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai aspirin karena potensi efek samping serius.

Aspirin menunjukkan potensi dalam mencegah penyebaran kanker dengan meningkatkan respons imun dan mengurangi TXA2, yang menghambat sel T. Penelitian lebih lanjut pada manusia dan uji klinis diperlukan untuk memvalidasi temuan ini. Efek samping potensial dari aspirin juga harus diperhatikan, sehingga penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum penggunaan.

Sumber Asli: www.medicalnewstoday.com

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *