Inhibisi EZH2 diyakini dapat menjadi solusi untuk kanker resisten. EZH2 mengontrol proliferasi tumor dengan menekan gen supresor. Tazemetostat, inhibitor EZH2 pertama yang disetujui, menunjukkan manfaat klinis. Namun, tantangan dalam penggunaannya tetap ada, membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Inhibisi EZH2 menawarkan potensi besar dalam menghadapi kanker yang resisten terhadap pengobatan. Sebuah tinjauan baru yang diterbitkan dalam Genes & Diseases menyoroti bagaimana penghambatan EZH2 dapat mengubah terapi kanker dengan menargetkan pertumbuhan tumor dan mengatasi resistensi pengobatan.
EZH2 adalah bagian kunci dari kompleks repressor Polycomb 2 (PRC2), yang berfungsi untuk menutup gen supresor tumor melalui metilasi histon. Ekspresi EZH2 yang berlebihan terhubung dengan berbagai jenis kanker seperti kanker payudara dan prostat. Inhibitor EZH2 memiliki kemampuan untuk membalikkan efek ini, memberikan harapan baru bagi pasien dengan tumor agresif.
Inhibisi EZH2 merusak jalur sinyal penting yang mendukung proliferasi dan kelangsungan hidup tumor. Selain perannya dalam trimetilasi H3K27, EZH2 juga mengatur protein non-histon yang berkontribusi terhadap metastasis dan resistensi kemoterapi. Dengan menargetkan EZH2, para peneliti bertujuan untuk mengembalikan ekspresi gen supresor tumor dan meningkatkan respons sel kanker terhadap terapi konvensional.
Inhibitor EZH2 pertama yang disetujui FDA, tazemetostat, telah menunjukkan manfaat klinis yang signifikan pada sarkoma epehelioid dan limfoma folikuler. Penelitian yang sedang berlangsung juga menjelajahi terapi kombinasi yang mengintegrasikan inhibitor titik pemeriksaan imun dan kemoterapi, bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan dan memperpanjang angka harapan hidup.
Meskipun potensi inhibitor EZH2 menarik, tantangan tetap ada dalam optimisasi penggunaannya. Variabilitas tumor dan mekanisme resistensi adaptif menekankan perlunya penyelidikan lebih lanjut tentang peran EZH2. Studi biomarker lanjutan sedang dilakukan untuk menemukan indikator prediktif yang dapat memandu pendekatan pengobatan yang dipersonalisasi.
Bukti yang terus berkembang mendukung EZH2 sebagai target terapeutik yang revolusioner dalam onkologi, memberikan alat yang kuat untuk melawan beberapa bentuk kanker yang paling agresif dan resisten terhadap pengobatan.
Inhibisi EZH2 menunjukkan harapan dalam terapi kanker, terutama terhadap kanker yang resisten. Dengan menargetkan EZH2, para peneliti berupaya mengatasi resistensi pengobatan dan memulihkan ekspresi gen supresor tumor. Walaupun potensi besar, tantangan seperti heterogenitas tumor dan resistensi adaptif perlu diselesaikan. Penelitian lebih lanjut dan biomarker diperlukan untuk pengobatan yang lebih efektif.
Sumber Asli: www.news-medical.net