Aspirin dan Potensinya dalam Mencegah Penyebaran Kanker

Aspirin dapat membantu mencegah penyebaran kanker dengan meningkatkan sistem imun. Penelitian di tikus menunjukkan pengurangan metastasis, dan kini uji klinis di manusia sedang dilakukan. Meskipun ada potensi manfaat, penggunaan aspirin harus hati-hati karena efek samping yang mungkin terjadi.

Sekitar separuh dari populasi akan didiagnosis kanker selama hidup mereka, dengan risiko tertinggi di usia lanjut. Kanker yang tetap terlokalisasi lebih mudah diobati, tetapi sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa aspirin dapat membantu mencegah metastasis dengan meningkatkan respons imun tubuh. Dalam studi pada tikus, aspirin membantu sel imun menghancurkan sel kanker yang menyebar.

Saat ini, studi sedang dilakukan pada manusia untuk meneliti potensi penggunaan aspirin dalam menghentikan atau menunda kembalinya kanker. Menurut Cancer Research UK, separuh dari pasien kanker di Inggris dan Wales dapat bertahan hidup setidaknya 10 tahun setelah diagnosis. Angka ini bahkan lebih tinggi untuk beberapa jenis kanker umum, berdasarkan data dari 2010-2011.

Penelitian di Universitas Cambridge menemukan bahwa aspirin mengurangi faktor pembekuan, TXA2, yang menghambat sel T imun. Dengan penurunan TXA2, sel T dapat membunuh sel kanker yang menyebar. Nilesh Vora, MD, menyebut temuan ini penting untuk mencegah kekambuhan kanker dengan intervensi sederhana.

Meskipun ada kemajuan dalam pengobatan kanker stadium awal, masih ada risiko kekambuhan jika sel kanker menyebar. Penelitian menunjukkan bahwa saat kanker mulai menyebar, ada peluang terapeutik untuk menyerang sel kanker. “Kita berharap terapi yang menargetkan jendela kerentanan ini dapat mencegah kekambuhan,” kata Rahul Roychoudhuri, PhD.

Dalam studi ini, tikus yang diberi aspirin menunjukkan lebih sedikit metastasis dibandingkan tikus kontrol karena aspirin membebaskan sel T dari penekanan TXA2. Jie Yang, PhD, mencatat temuan ini sebagai pengungkapan yang tidak terduga terhadap aktivitas anti-metastatik aspirin.

Meskipun aspirin menjanjikan, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Umumnya aspirin dapat menyebabkan iritasi lambung, mual, dan gangguan pencernaan. Anton Bilchik, MD, mengingatkan pentingnya validasi melalui uji klinis pada manusia, baik untuk penggunaan aspirin sendiri atau sebagai tambahan terapi lainnya.

Berita baiknya, uji klinis pada manusia sedang dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas aspirin dalam menghentikan atau menunda kembalinya kanker stadium awal. Ruth Langley, MD, menekankan perlunya saran medis sebelum memulai aspirin.

Studi menunjukkan aspirin dapat mencegah penyebaran kanker dengan meningkatkan respons imun tubuh. Temuan ini membuka peluang baru untuk pengobatan kanker, meskipun perlu diingat adanya efek samping dan pentingnya pengujian lebih lanjut melalui penelitian klinis. Penggunaan aspirin harus selalu atas rekomendasi dokter untuk menghindari risiko kesehatan.

Sumber Asli: www.medicalnewstoday.com

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *