Kanker kolorektal semakin sering didiagnosis pada orang dewasa muda di bawah 50 tahun. Dr. David Liska menunjukkan tiga faktor risiko utama dan menggarisbawahi pentingnya mengenali gejala dan melakukan skrining untuk deteksi dini.
Kasus kanker kolorektal semakin meningkat di kalangan orang dewasa muda, khususnya mereka yang berusia di bawah 50 tahun. Tendensi ini telah teramati selama beberapa dekade, dan diperkirakan pada tahun 2030, kanker kolorektal akan menjadi penyebab kematian terkait kanker teratas untuk usia 20 hingga 49 tahun.
Dr. David Liska dari Cleveland Clinic mencatat bahwa kanker kolorektal dulu dipandang sebagai penyakit yang lebih umum menyerang orang tua. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, usia diagnosis kanker kolorektal semakin rendah.
Meskipun penyebab peningkatan ini masih belum jelas, Dr. Liska menyebutkan tiga faktor risiko utama: gaya hidup yang tidak aktif, obesitas, dan diet tinggi daging merah atau olahan. Dia juga menekankan bahwa beberapa individu muda yang sehat, yang tidak merokok atau minum, dan mengikuti pola makan sehat masih bisa mengembangkan kanker kolorektal.
Dr. Liska menyoroti pentingnya mengenali empat gejala umum kanker kolorektal: nyeri perut, perdarahan rektal, diare, dan anemia defisiensi besi. Ia menegaskan bahwa kanker kolorektal sangat dapat diobati, dan jika terdeteksi lebih awal, sebagian besar kasus bisa disembuhkan.
Skrining adalah metode terbaik untuk mendeteksi dan mencegah kanker kolorektal. Disarankan untuk mulai melakukan skrining bagi semua orang dengan risiko rata-rata pada usia 45 tahun. Mereka yang memiliki risiko lebih tinggi, khususnya yang memiliki riwayat keluarga, disarankan untuk berdiskusi mengenai skrining dini dengan dokter mereka.
Peningkatan kasus kanker kolorektal di kalangan orang dewasa muda menunjukkan perlunya kesadaran dan deteksi dini. Dengan mengenali gejala dan melakukan skrining secara teratur, kanker ini dapat diposisikan sebagai penyakit yang lebih dapat diobati, terutama jika terdeteksi lebih awal.
Sumber Asli: www.kulr8.com